Krjogja.com-PURWOKERTO – Masyarakat Kabupaten Banyumas diimbau untuk lebih berhati-hati. Nama Sekretaris Daerah (Sekda) Banyumas, Agus Nur Hadie, kembali dicatut oleh pihak tak bertanggung jawab dalam aksi penipuan berkedok bantuan pembangunan rumah ibadah.
Sekda Agus Nur Hadie, Senin (29/9/2025) mengungkapkan bahwa namanya sudah lima kali disalahgunakan untuk menipu panitia pembangunan masjid atau musala. Modus ini terbilang licik dan memanfaatkan kebutuhan dana pembangunan.
Pelaku menargetkan masjid yang sedang dalam proses pembangunan. Mereka menghubungi panitia dan menjanjikan bantuan dana pembangunan sebesar Rp25 juta atas nama Sekda.
Namun, sebelum bantuan itu dicairkan, pelaku mengajukan syarat yang janggal yakni panitia diminta mentransfer uang muka sebesar Rp10 juta.
Uang Rp10 juta ini diklaim sebagai dana awal yang akan disalurkan terlebih dahulu ke panti asuhan. Setelah transfer Rp10 juta berhasil, barulah dana Rp25 juta dijanjikan akan dikirim.
"Mereka sudah tahu dulu masjid yang sedang dibangun. Katanya akan memberi bantuan Rp25 juta, tapi diminta dulu Rp10 juta untuk disalurkan ke panti asuhan," jelas Agus, Senin (29/9/2025).
Aksi penipuan ini bukan sekadar ancaman. Sekda Agus Nur Hadie membenarkan bahwa sudah ada masyarakat yang menjadi korban dan terlanjur mentransfer Rp10 juta. Salah satu korban bernama Agus (56) warga Kelurahan Kranji, Purwokerto Timur. Ia sudah mentransfer Rp 10 juta kepada pelaku.
Setelah uang ditransfer, pelaku langsung memblokir komunikasi, dan bantuan Rp25 juta yang dijanjikan tidak pernah datang.
"Saya minta maaf kepada warga yang sudah jadi korban. Ada yang lapor ke saya sudah transfer Rp10 juta. Setelah itu yang Rp25 juta tidak kunjung dikirim. Begitu transfer, langsung diblokir," ungkapnya.
Mengingat kerugian yang ditimbulkan, Sekda mengimbau masyarakat agar tidak mudah tergiur. Ia memberikan beberapa penekanan penting,
Jangan Mudah Percaya.
Sekda menegaskan tidak pernah meminta transfer uang apapun untuk pencairan bantuan.Ia juga meminta kepada warga yang menerima pesan atau telpon untuk
konfirmasi langsung.
Jika menerima pesan yang mengatasnamakan dirinya, masyarakat diminta segera konfirmasi ke teman-teman Pemda, camat, atau kepala desa.
"Saya hanya punya satu nomor WhatsApp, selain itu tidak ada. Jangan langsung direspons," tegasnya.
Agus Nur Hadie berencana melaporkan kejadian ini secara resmi kepada aparat penegak hukum agar rekening pelaku dapat dilacak dan ditindaklanjuti. (Dri)