PURWOKERTO, Krjogja.com – Perjuangan seorang ibu asal Banyumas patut menjadi perhatian. Priwanti Ningrum (39), guru olahraga di salah satu SLTA di Purwokerto, harus membesarkan lima anak seorang diri sejak bercerai pada 2023.
Sejak perceraian itu, Priwanti mengaku mantan suaminya, YL, yang berstatus pegawai BRI di Cilacap, tidak lagi memberi nafkah. Beban hidup pun ia tanggung sendiri dengan gaji guru, sementara anak-anaknya masih kecil, berusia 11 tahun hingga balita.
Merasa buntu, Priwanti mendatangi Klinik Hukum Peradi SAI Purwokerto untuk meminta pendampingan. “Sudah lama kami berupaya persuasif agar mantan suami memberi nafkah. Salah satunya dengan mendatangi pimpinan mantan suami di Cilacap, tapi tidak ada tanggapan. Anak-anak jelas membutuhkan biaya hidup dan pendidikan,” ujarnya, Kamis (2/10/2025).
Kuasa hukumnya, Djoko Susanto SH, menegaskan akan menempuh langkah hukum dan melibatkan lembaga terkait. “Kami akan melaporkan ke KPAI, Komnas Perempuan, Komisi IV DPR RI, bahkan mendorong manajemen BRI pusat turun tangan. Ini bukan sekadar soal perceraian, tapi soal penelantaran anak,” tegas Djoko.
Menurutnya, tindakan YL dapat dikategorikan melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak. Karena itu, langkah hukum dianggap perlu agar hak lima anak tersebut terpenuhi.
Priwanti berharap kasus ini mendapat perhatian luas. “Saya hanya ingin anak-anak tetap bisa sekolah dan hidup layak. Tanggung jawab seorang ayah seharusnya tidak berhenti meski sudah bercerai,” ungkapnya.
Kasus ini diharapkan menjadi perhatian publik, termasuk pihak BRI, agar karyawannya diminta bertanggung jawab sebagai orang tua. (Dri)
