BANYUMAS, KRJOGJA.com - Kasus kemiskinan di Banyumas selama pandemi Covid-19 naik. Bahkan Kabupaten Banyumas menjadi salah satu dari lima kabupaten/kota di Jawa Tengah yang masuk prioritas penanganan kemiskinan ekstrem.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banyumas Suprih Handayani, saat acara ngobrol bersama bakul pisau (Ngobras) bersama Bupati Banyumas Achmad Husain lewat daring kanal pribadi Achmad Husein, Selasa (12/10/2021) mengatakan, dalam beberapa tahun terkahir tingkat kemiskinan di Banyumas menunjukkan penurunan.
Ia memaparkan, pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin tercatat 18,44 persen. Sedangkan pada tahun 2019 jumlah penduduk miskin turun menjadi 12,53 persen.
"Namun saat pandemi dampaknya cukup besar, ada penambahan 14.000 penduduk miskin, sehingga tingkat kemiskinan pada tahun 2020 naik menjadi 13,26 persen," kata Supri Handayani.
Bupati Banyumas Achmad Husein menjelaskan, wilayahnya mendapat perhatian dari pemerintah pusat karena jika ditilik dari jumlah penduduk dengan kemiskinan ekstrem cukup besar yaitu 29.000 kepala keluarga (KK) atau 109.000 jiwa.
"Walaupun dari sisi presentase di Jateng, Banyumas tidak masuk lima besar, tapi karena jumlah penduduk dan luas wilayah sehingga menjadi perhatian pemerintah pusat," ungkap Achmad Husein.
Meski begitu Bupati Banyumas Achmad Husein meminta masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan terkait besarnya jumlah kemiskinan ekstrem di Banyumas.
"Tidak usah khawatir, tren penurunan kemiskinan sudah on the track, hanya terganggu akibat pandemi. Insya Allah recovery selesai dalam dua tahun, setiap tahun kami targetkan penurunan 0,6 persen," janji Husein.
Berkaitan angka kemiskinan ekstrem, Pemkab Banyumas akan mendapat alokasi bantuan dari pemerintah pusat untuk penduduk di 25 desa yang tersebar di lima kecamatan.
Pemkab juga akan mengalokasikan APBD untuk pelatihan ketrampilan bagi 25 desa tersebut ditambah 12 desa lainnya yang menjadi prioritas.(Dri)