DOKTER bedah di Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara, dr Agus Ujianto SpB bersama asistennya M Arif Ali Hidayat mengembangkan prototipe ventilator mekanik sederhana dengan bahan dasar kipas angin bekas. Kreativitas itu muncul di tengah pandemi virus Korona dan di tengah keprihatinan karena hampir semua rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan mengalami kekurangan respirator dan ventilator.
â€Minimnya alat ventilator yang dimiliki oleh rumah sakit disebabkan harganya mahal. Atas dasar itu, saya mencoba menciptakan alat yang fungsinya sama, namun harganya jauh lebih murah dan terjangkau,†kata Agus Ujianto, Sabtu (2/5).
Menurutnya, ventilator merupakan peralatan teknologi cukup mewah yang dirancang untuk membantu seseorang bernapas secara efektif. Hal ini karena paru-paru terjalin dengan pembuluh darah, kemudian ventilator membantu terjadi proses masuknya oksigen ke aliran darah. Namun harga ventilator sangat mahal, di atas Rp 1 miliar dan saat ini Indonesia kesulitan impor.
Ventilator yang dikembangkan Dokter Agus merupakan prototipe ventilator mekanik sederhana, dengan bahan dasar kipas angin bekas. Kipas angin bekas yang digunakan hanya dinamo dan alat penyetel kecepatan gerak rotasi kipas. Komponen tersebut dimanfaatkan sebagai penggerak alat pompa yang nantinya membantu memompa oksigen menuju paru-paru pasien.
â€Saya dan asisten berdiskusi mempelajari teknologi di Jepang dan India, ternyata bisa menggunakan kipas angin bekas yang dimodifikasi sedemikian rupa agar menyamai ritme pernapasan. Fungsinya sama dengan alat yang mahal itu," jelas Agus Ujianto.
M Arif Ali Hidayat menambahkan, hal paling sulit dalam proses pembuatan ventilator ala Banjarnegara ini adalah menyamakan ritme napas dengan ritme alat tersebut. "Kami terus memutar otak
dan alhamdulillah saat ini ritme sudah sinkron," ujarnya.
Menurutnya, biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan satu ventilator tidak sampai menghabiskan dana Rp 5 juta. Jika alat motoriknya baru juga tidak sampai Rp 10 juta. "Saat ini masih apa adanya, namun secara prinsip kerja sudah oke. Ke depan, akan kami tingkatkan untuk tampilan dengan casing yang bagus," katanya.
Anggota DPR RI asal Banjarnegara, Lasmi Indaryani saat berkunjung di RSI Banjarnegara menyatakan mendukung penuh temuan Agus Ujianto dan M Arif Ali Hidayat. "Kami siap memberikan fasilitas untuk pengembangan penelitan alat tersebut. Tidak tertutup kemungkinan alat produksi di Banjarnegara ini dikembangkan untuk aksi kemanusiaan ke seluruh Indonesia," katanya. (Mad)