Krjogja.com - BANYUMAS - Secara resmi operasi SAR gabungan yang digelar selama 7 hari untuk mengevakuasi delapan penambang yang terjebak di sumur penambangan emas di Dusun Tajur, Desa Pancurandeng, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah resmi ditutup, Selasa (01/08/2013) sore. Hingga hari ke 7 operasi SAR gabungan digelar tidak berhasil mengevakuasi kedelapan korban dari dengan kedalaman sekitar 60 meter.
Penutupan operasi ini karena sudah selama tujuh hari sejak tanggal 26 Juli hingga 1 Agustus 2023 korban tak dapat dievakuasi karena kondisi medan yang sulit. Penghentian ini sudah sesuai dengan standar operasional dalam proses penyelamatan.
Kepala Basarnas Cilacap sekaligus SAR Mission Coordinator, Adah Sudarsa mengatakan operasi yang digelar semuanya telah dievaluasi. "Dari hasil musyawarah dalam operasi SAR, hasil analisa para ahli dan keluarga maka operasi SAR dinyatakan ditutup. Namun jika dikemudian hari ada perkembangan di lokasi, maka operasi bisa diangkat kembali," kata Adah Sudiarsa.
[crosslink_1]
Kapolresta Banyumas Kombes Pol Edy Suranta Sitepu menambahkan semua langkah dalam Operasi SAR dan proses sudah dilaksanakan. Namun debit air yang ada di dalam sumur tempat penambang terjebak lebih besar dari air yang sedot.
"Untuk proses penyidiikan berkaitan penambangan ilegal terus berjalan, untuk penambangangan sudah tidak ada lagi. Di tempat ini akan dilakukan penjagaan, bedeng atau rumah penambangan akan dibongkar," kata Edy Suranta.
Penutupan Operas SAR yang melibatkan berbagai potensi SAR seperti Basarnas, TNI, Polri, BPBD dan PMI ditutup dengan Sholat Ghoib di lokasi kejadian yang dipimpin oleh Kiai Ali Mudin dari Karanglewas, Banyumas. Shalat Ghoib untuk mendoakan kedelapan penambang yang terjebak, diikuti oleh keluarga, tim SAR gabungan dan warga setempat.
Setelah shalat Ghoib dilanjutkan dengan tabur bunga di nisan kedelapan penambang tepatnya diatas sumur Bogor tempat kedelapan korban terjebak. (Dri)