CILACAP (KRjogja.com) - Meledaknya tanki nomor 41 T-112 yang selama ini digunakan untuk menimbun aspal di area 41 komplek kilang minyak Pertamina Refenery Unit (RU) IV tidak sampai menelan korban jiwa, kendati peristiwa itu sempat menimbulkan kebakaran pada tanki tersebut.
"Karena karena dua jam kemudian api yang membakar tanki aspal itu bisa dikendalikan dan dipadamkan,"ujar General Affairs Manager Pertamina RU IC Cilacap, Dasaf Tamsil saat menggelar konfrensi pers, Rabu (05/10/2016) sore.
Menurutnya, hal itu terjadi karena saat peristiwa tersebut tanki dalam keadaan kosong dan hanya sisa aspal pada level minimal atau sisa sekitar 667 milimeter (mm). Padahal kapasitas tanki itu 1.500 ton karena berdiameter 8 meter dengan tinggi 16 meter."Peristiwa ledakan itu juga tidak sampai berdampak mengganggu terhadap produksi BBM kilang RU IV maupun tidak menimbulkan korban,"lanjutnya.
Dikatakan, mengenai penyebab meledaknya tangki tersebut, hingga kini masih dalam penyelidikan tim yang dibentuk Pertamina maupun Polres Cilacap. "Namun demikian, atas peristiwa itu kami mohon pengertian dan maaf atasa kekurang nyamanan yang terjadi. Masyarakat dihimbau untuk tidak panik, karena penanganan kebakaran dapat diatasi hingga api padam,"lanjutnya.
Peristiwa meledaknya tanki aspal itu telah menyebabkan ratusan pekerja rekanan Pertamina yang bertugas melakukan 'maintenance'diliburkan setengah hari dan sebelumnya sempat tertahan di sekitar pintu 2 tidak boleh masuk komplek kilang minyak, setelah mereka istirahat siang. "Kami memang sempat tertahan selama setengah jam, terus kami disuruh pulang,"ujar Toto.
Seperti diketahui, kilang minyak Cilacap merupakan kilang terbesar dari enam kilang PT Pertamina (Persero) karena memiliki kapasitas produksi hingga 348.000 barel/hari. Kilang yang mulai dibangun pada tahun 1974 itu memasok 60 persen kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Pulau Jawa dan 34 persen di Indonesia serta dengan jenis produk berupa BBM, non-BBM, dan petrokimia serta aspal.(Mak)