Krjogja.com - PURWOKERTO - Pendidikan Non Formal diharapkan untuk mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Banyumas, terutama di 60 desa. Harapan itu disampaikan Penjabat (PJ) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro saat membuka 'Gebyar Pendidikan Non Formal' di halaman Kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, Senin (27/11/2023).
Menurutnya Gebyar Pendidikan Non Formal ini adalah bentuk upaya pengentasan kemiskinan eksrim di Kabupaten Banyumas. "Bagus sekali ini, terutama yang putus sekolah bisa ke kejar paket, selain itu ada keselarasan antara penyelenggara pendidikan dan siswanya, kursus juga menjadi penting," kata Hanung.
Hanung, menambahkan dalam prakteknya pendidikan non formal perlu ada pelatihan. Karena ini sangat penting bagi mereka yang putus sekolah dan tidak punya akses.
"Akan perbanyak pelatihan lagi, kita prioritaskan siswa-siswa di desa miskin ekstrem agar didorong ikut LKP," pintanya.
Kepala Dinas Pendidikan, Joko Wiyono yang mendampingi PJ Bupati Banyumas mengatakan ada dua manfaat dengan pendidikan non formal. Pertama pendidikan non formal akan memperluas akses pendidkkan dan ketrampilan.
"Kedua sambil manfaatkan konektifitas antara SKB, LKP, dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKDM) agar pendidikan non formal setara dengan formal," jelas Joko Wiyono.
Saat ini Dinas Pendidikan sedang menadatbanak tidak sekolah salah satunya di Kecamatan Tambak. Mereka akan disasar dengan layanan PKBM.
Pada kegiatan 'Gebyar Pendidikan Non Formal' diikuti 28 LKP yang menampilkan kursus menjahit, salon, kuliner, kewirausahaan. (Dri)