KRjogja.com, PURBALINGGA – Di wilayah Jateng terdapat lima kabupaten dan kota dengan kelas risiko bencana tinggi. Sedangkan 30 kabupaten kota lainnya dengan kelas risiko sedang.
"Hasil kajian risiko bencana jateng 2000 – 2024, terdapat 14 jenis ancaman bencana dan tidak ada satupun wilayah di Jateng yang aman dari ancaman bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi dan berpotensi mengakibatkan korban harta benda bahkan jiwa," tutur Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng, Wahyudi Fajar, disela-sela kegiatan peningkatan kapasitas perwakilan empat Desa Tangguh Bencana (Destana), di di Gedung olahraga Desa Tlahab Lor, Selasa (28/5/2024).
Empat Desa Tangguh Bencana yang baru dibentuk, masing-masing desa Gondang, Desa Tlahab Lor, Siwarak dan Desa Karangreja. Semuanya berada di wilayah Kecamatan Karangreja. Pembentukan Destana merupakan upaya menyiapkan warga menghadapi bencana ini.
Destana, lanjut Wahyudi, agar pemdes dan warga memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dalam menghadapi potensi ancaman bencana. Sekaligus kemampuan memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.
Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga, Prayitno menyebutkan, di Purbalingga saat ini telah terbentuk lima Desa Tangguh Bencana. Yakni Desa Karangbawang dan Tanalum, keduanya di Kecamatan Rembang. Desa Banjarsari (Bobotsari), Desa Purbasari, (Karangjambu) dan Desa Muntang (Kemangkon).
Dengan fasilitasi empat desa dari BPBD Provinsi Jateng kali ini dan rencana pembentukan Destana melalui APBD Kabupaten tahun 2024 untuk enam desa, maka diharapkan pada akhir tahun 2024 sudah terbentuk 15 Destana.
"Pembentukan Destana ini penting diupayakan, karena hampir seluruh wilayah Kabupaten Purbalingga juga menjadi cakupan KRB (Kawasan Risiko Bencana)," ujar Prayitno.
Data Kajian Risiko Bencana 2024-2029, mencatat wilayah KRB Banjir seluas 12.345 hektar yang tersebar 10 kecamatan. Masing-masing Kemangkon, Purbalingga, Kaligondang, Kutasari, Bobotsari, Karangmoncol, Rembang, Karangjambu, Karanganyar, dan Bukateja.
KRB gerakan tanah seluas 16.510 Ha yang tersebar di 13 kecamatan, selain wilayah Kecamatan Purbalingga kota, Kalimanah, Kemangkon, Bukateja, dan Padamara). KRB letusan Gunung Slamet seluas 8.015 ha yang tersebar di tiga kecamatan masing-masing Karangreja, Bojongsari, dan Kutasari. Sedangkan Kawasan Rawan Bencana angin ribut, tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Purbalingga.
“Sebagai catatan, pada tahun 2023 terdapat 92 kali bencana dan kekeringan di 146 desa yang tersebar di 18 kecamatan Sedang pada tahun 2024 ini, hingga data minggu ketiga bulan Mei, tercatat sudah ada 57 bencana. Sedang potensi warga yang terdampak bencana rata-rata sekitar 96.000 jiwa.
Untuk pembekalan Destana, BPBD melibatkan narasumber dari Pusat Studi dan Mitigasi Bencana (PSMB) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Materi yang disampaikan meliputi konsep dasar penanggulangan bencana, pengurangan risiko bencana, kajian risiko bencana partisipatif, peta ancaman dan peta risiko, system peringatan dini, rencana evakuasi dan peta evakuasi, pembentukan organisasi relawan desa, pembentukan forum pengurangan risiko bencana desa, rencana penanggulangan bencana desa serta simulasi penanganan bencana. (Rus)