Keprihatinan atas kasus ini juga datang dari Ikatan Alumni Ilmu Politik (Ikapol) Unsoed. Dalam pernyataan resmi yang diterima KRjogja.com, Ketua Ikapol Unsoed Nissa Rengganis menegaskan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan seksual di lingkungan akademik.
“Kami mengapresiasi keberanian korban yang telah bersuara dan meminta pihak kampus menangani kasus ini secara profesional, transparan, serta melibatkan lembaga yang kompeten dalam pendampingan dan perlindungan korban,” ujarnya.
Nissa menekankan pentingnya momen ini sebagai pembelajaran untuk memperkuat sistem pencegahan dan perlindungan di kampus. “Harapan kami, peristiwa ini bisa menjadi langkah awal menciptakan ruang akademik yang aman, inklusif, dan berkeadilan,” katanya.
Baca Juga: Hadirkan Kesadaran Universal, Kemenag Luncurkan Kurikulum Berbasis Cinta
Kasus dugaan kekerasan seksual ini diketahui sedang ditangani oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (PPK) Unsoed. Meski belum ada pernyataan resmi dari kampus terkait identitas pelaku maupun sanksi yang akan diberikan, kasus ini telah memicu gelombang protes dan sorotan luas dari publik.
Sejauh ini, pihak kampus menyatakan komitmennya untuk menuntaskan kasus sesuai mekanisme dan regulasi yang berlaku, namun desakan untuk lebih transparan dan membuka informasi kepada publik terus menguat.
Aktivis dan mahasiswa berharap agar kampus tak hanya berhenti pada penanganan kasus secara administratif, tetapi juga melakukan pembenahan sistemik guna mencegah kekerasan seksual berulang di lingkungan pendidikan tinggi.(Dri)