Krjogja.com – PURWOKERTO – Masih ada ribuan anak di Banyumas yang belum kembali ke bangku sekolah. Data terbaru mencatat, sebanyak 13.700 Anak Tidak Sekolah (ATS) tersebar di 27 kecamatan. Pemerintah Kabupaten Banyumas tak tinggal diam.
Berbagai pihak digandeng, mulai dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Gerakan Pramuka, Dinas Pendidikan, hingga pemerintah kecamatan.
Baca Juga: SSA Terus Berbenah Jelang PSIM vs Arema, Rumput Jadi Perhatian, Ini Treatment yang Dilakukan
Sekretaris Daerah Banyumas, Agus Nur Hadie, menegaskan, kerja sama ini bukan sekadar membuka pintu pendidikan kesetaraan, tapi juga langkah menekan angka kemiskinan.
"Kalau anak-anak bisa kembali sekolah, peluang masa depan mereka akan lebih baik. Indikator kemiskinan juga ikut menurun," ujarnya, Kamis (14/8/2025), usai melantik gugus depan seluruh SKB dan PKBM di halaman Kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas.
Kepala Dinas Pendidikan Banyumas, Joko Wiyono, menjelaskan PKBM menjadi pilihan bagi warga yang tak bisa mengikuti sekolah formal, entah karena pekerjaan, jarak, atau faktor lain.
Baca Juga: Suplemen Vitamin D3 Terbukti Dapat Menunda Penuaan, Menurut Riset Terkini
Programnya meliputi Paket A (setara SD), Paket B (SMP), dan Paket C (SMA), dengan ijazah yang sah dan diakui negara. Saat ini, ada 48 PKBM aktif di Banyumas.
"Belajar di PKBM waktunya fleksibel, jadi cocok untuk mereka yang bekerja atau punya keterbatasan," kata Joko.
Menurutnya Gerakan Pramuka dilibatkan untuk membentuk karakter. "Pramuka mengajarkan menghargai orang lain lewat Tri Satya, membangun solidaritas, dan mengembangkan moral. Tidak ada batasan kasta atau gender.
Nilai-nilai ini penting untuk mencegah bullying," tambah Joko.
Pemkab berharap, sinergi PKBM dan Pramuka menjadi jembatan bagi ribuan ATS untuk kembali belajar, sekaligus melahirkan generasi muda Banyumas yang berkarakter, berdaya saing, dan peduli sesama.(Dri)