Selain itu juga bisa menerapkan agroforestri atau menanam tanaman keras, seperti pohon di antara tanaman semusim.
Pertanian karbon memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu mencapai target penurunan suhu global. Praktik pertanian karbon juga potensial dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan organik, dan meningkatkan kapasitas tanah dalam menahan air.
Dari sisi ketahanan pangan, model ini dapat meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan, terutama di tengah perubahan iklim yang semakin ekstrem. Pada akhirnya petani dapat memperoleh pendapatan tambahan melalui mekanisme pembayaran berbasis kinerja (payment for performance) atas karbon yang mereka simpan.
Sementara di sisi lain, ada sebagian pihak berpendapat bahwa implementasi pertanian karbon membutuhkan investasi awal yang cukup besar, terutama untuk peralatan dan teknologi yang diperlukan.
Sementara kondisi saat ini, kecenderungannya masih ada keterbatasan data dan informasi mengenai potensi penyimpanan karbon di berbagai jenis tanah dan ekosistem pertanian di Indonesia.
Pertanian karbon juga dianggap kompleks karena melibatkan banyak faktor yang saling terkait, sehingga sulit untuk mengukur dan memverifikasi jumlah karbon yang tersimpan secara akurat, dengan tingkat ketergantungan yang tinggi pada kebijakan, termasuk insentif fiskal dan regulasi yang mendukung.
Rekomendasi Implementasi
Sejumlah rekomendasi dalam implementasi pertanian karbon di Indonesia dapat ditekankan pada fokus peningkatan kapasitas petani, yakni melalui pelatihan dan penyuluhan, petani perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan praktik pertanian karbon.
Sejalan dengan itu, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan teknologi yang sesuai dengan kondisi agroklimat Indonesia untuk mendukung implementasi pertanian karbon.
Sebagai pendukungnya, maka pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil perlu bekerja sama untuk membangun ekosistem pertanian karbon yang berkelanjutan.
Kemudian perlu dikembangkan pasar karbon yang transparan dan efisien agar dapat memberikan insentif bagi petani untuk menerapkan praktik pertanian karbon yang baik.
Seiring dengan penetapan standar dan sertifikasi yang jelas untuk memastikan kualitas dan kuantitas karbon yang tersimpan, implementasi pertanian karbon kemudian perlu dipantau dan dievaluasi secara berkala untuk mengukur keberhasilan dan melakukan perbaikan yang diperlukan.
Pada prinsipnya pertanian karbon menawarkan potensi besar untuk mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
Hanya saja, keberhasilan implementasinya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak dan upaya yang sistematis.
Dengan pendekatan yang tepat, pertanian karbon dapat menjadi solusi yang sama-sama menguntungkan bagi petani, lingkungan, dan masyarakat secara keseluruhan, sekaligus sebagai mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. (ANTARA)