YOGYA (KRjogja.com) – Film karya Yosep Anggi Noen (33) berjudul 'Istirahatlah Kata-kata' yang mengambil cerita tentang seorang penyair sekaligus aktivis Wiji Thukul dalam masa pelarian, akhirnya tayang perdana dalam acara 11th Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2106 di Studio 3 Empire XXI, pada hari Kamis (01/12).
Banyaknya film biografi atau biopic Indonesia yang dijadikan dalam sebuah film, dan hampir semua menceritakan tentang tokoh-tokoh nasional yang besar ataupun tokoh-tokoh pahlawan, seperti film Soekarno. “Kemudian saya memilih untuk memfilmkan Wiji Thukul karena. Ia punya sebuah perjuangan untuk Indonesia, yang menjadikan Indonesia baru, dan berdemokrasi. Seorang Wiji merupakan perwakilan dari banyak orang yang sebenarnya juga menjadi korban dari sebuah perjuangan untuk meraih demokrasi,†cerita Yosep yang juga produser 'Istirahatlah Kata-kata'.
Sebelum tayang di JAFF, film arahan alumni mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM ini untuk pertama kalinya telah ditayangkan pada festival dunia seperti Locarno di Swiss. Setelah mengikuti festival di sana, banyak mengikuti festival lain di Luar Negeri.
“Sebenarnya mengikuti berbagai festival di luar negeri itu karena melihat timing. Ketika film ini jadi, kita langsung submit film, mana yang nerima lalu kita masukin. Mencari festival yang paling memungkinkan, dan festival yang bagus untuk film tersebut. Dan saat itu ada di Locarno, Swiss bulan Agustus. Jadi saya ikutkan saja, saya ambilâ€kata Yosep ketika ditemui oleh krjogja.com.
'Istirahatlah Kata-kata' berkisah tentang Wiji Thukul, yang merupakan seorang penyair. Dia dikenal karena kelantangannya meneriakkan ketidakadilan di masa protes politik meningkat. Ketika kerusuhan Jakarta 1996, dia dan beberapa aktivis dituduh untuk bertanggung jawab dan kemudian dikejar oleh aparat keamanan.
Dipaksa pergi, Wiji terbang ke Pontianak untuk bersembunyi selama delapan bulan dan hidup bersama orang asing. Di sana dia mengganti identitasnya beberapa kali, dan masih tetap menulis puisi dan cerita pendek. Sedangkan di Solo, istrinya Sipon tinggal bersama dua anak mereka di bawah pengawasan ketat. Pada Mei 1998, Wiji Thukul dianggap hilang, sebulan sebelum Soeharto digulingkan oleh rakyatnya sendiri.
Pemeran utama dalam film ini adalah Gunawan Maryanto sebagai Wiji Thukul. Sedangkan Marissa Anita sebagai Sipon, istri dari Wiji Thukul. Buat kalian yang penasaran dengan film 'Istirahatlah Kata-kata', hari ini (Jum’at, 02/12/2016) akan tayang kembali di JAFF, pada jam 12.00 WIB, di Ruang Audio Visual Grhatama Pustaka Yogyakarta. Pembelian tiket untuk nonton besok dapat dilakukan 1 jam sebelum film diputar. Film 'Istirahatlah Kata-kata' nantinya akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 19 Januari 2017. (Mg-18) Â