Film Dokumenter Swaradwipa: di Antara Sunyi dan Bunyi Jungga di Jagat Sumba

Photo Author
- Senin, 8 Desember 2025 | 11:40 WIB
Titi Radjo Padmaja dalam Pemutaran Film Swaradwipa di Empire Yogya  (risbika putri)
Titi Radjo Padmaja dalam Pemutaran Film Swaradwipa di Empire Yogya (risbika putri)

Krjogja.com - YOGYA - Film Dokumenter karya musikus dan pemain film Titi Radjo Padmaja berjudul Swaradwipa, melakukan penayangan perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival ke-20 (JAFF 20).

Film ini merekam perjalanan intim yang menyingkap bagaimana suara sebuah negeri, suara yang menyimpan identitas bangsa kepulauan, berusaha tetap hidup di tengah perubahan yang terus bergerak maju.

Baca Juga: Takmir Masjid Al-Hikmah Jurugsari Dorong 'Salat Sosial' Lewat Donasi Kemanusiaan

Dari denting Jungga, alat musik tradisional Sumba, mengantar manusia pada kisah perubahan di tanah yang kaya akan warisan budaya.

“Swaradwipa menyoroti kehidupan para pemain Jungga, di mana keluarga, keyakinan dan budaya menjadi pegangan yang mereka pertahankan di tengah modernitas yang semakin menggeser tradisi," Titi di Empire XXI (6/12/25).

Melalui sosok Ata Ratu, Rambu Ester, Pura Tanya, dan Haing, para pemain Jungga yang masih tersisa, film ini merekam benturan nilai lama dan baru dalam keseharian masyarakat Sumba.

Baca Juga: Platform Laser Modern, KMN EyeC Hadirkan Teknologi Non Flap LASIK Untuk Pengobatan Mata

"Film ini menelusuri bagaimana warisan budaya ditantang oleh zaman, dipertahankan oleh sebagian, dan perlahan ditinggalkan oleh generasi baru. Melalui potret para tokoh dari lintas generasi, latar keyakinan, dan lokasi geografis, baik yang masih memegang teguh kepercayaan leluhur maupun yang hidup dalam keseharian kota. Film ini menggambarkan keberagaman kehidupan sosial, agama, dan kebudayaan di Sumba hari ini," tambahnya.

Pengalaman pertamanya ke Sumba pada 2008 juga meninggalkan kedekatan yang tidak pernah hilang terhadap tanahnya, budayanya, dan masyarakatnya. Ketika mengetahui bahwa Jungga berada di ambang kepunahan, Titi merasa perlu kembali untuk merekam suara yang penting bagi banyak orang di sana.

Proses syuting dilakukan di berbagai wilayah Sumba, terutama di Sumba Timur dan Waingapu.

Tim mengikuti keseharian para pemain Jungga dari desa ke desa, merekam kehidupan di rumah keluarga, ruang adat, tempat peribadatan, hingga lanskap alam yang membingkai kehidupan masyarakat setempat. Melalui perjalanan ini, penonton dapat melihat betapa kayanya musik tradisional Indonesia.

Swaradwipa akan memulai perjalanan filmnya di JAFF. Titi mengungkapkan alasannya memulai perjalanan ini di JAFF.

“JAFF menjadi ruang yang kami rasa paling tepat untuk memulai perjalanan film ini. JAFF dikenal sebagai rumah bagi film-film dokumenter dan kisah-kisah yang berangkat dari budaya lokal, memberikan panggung bagi suara-suara yang sering tidak terdengar, terutama dari wilayah Indonesia Timur. Senang sekali bisa membawa Swaradwipa ke JAFF terasa seperti mengembalikan cerita ini ke tempat yang paling hangat menerima dan merayakannya,"" ungkap Titi. (*3)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lima Fakta Menarik Film Timur untuk Isi Liburan

Rabu, 17 Desember 2025 | 21:45 WIB
X