BANTUL (KRjogja.com) – Pasar film di Indonesia bisa dikatakan membingungkan. Artinya sulit untuk mendefinisikan bagaimana pasar film di Indonesia itu sendiri.
Hal tersebut dikemukakan Aziz Dibyo salah seorang produser yang sudah membuat sederetan judul film Box Office di Indonesia. “Market film Indonesia itu gak jelas, analoginya ya kayak kita jualan kacang langsung nawarin ke pembeli. Gak ada distributor dan wadah. Regulasi dan aturannya pun gak jelas," katanya saat mengisi kuliah umum dalam rangka Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) di kampus Unviersitas Muhammadiyah Yogyakarta Kamis (1/12/2016).
Menurut Aziz, kenyatannya, film Indonesia itu penontonnya lebih banyak dibandingkan dengan film Hollywood sendiri. Contohnya, 'Habibie Ainun' itu berhasil mengalahkan penjualan film 'The Hobbit', 'Ada Apa dengan Cinta' juga mengalahkan penjualan film 'Captain America'.
Data terbaruWarkop DKI penontonnya tembus 6,9 juta penonton dari 250 juta penduduk Indonesia. "Mengejutkan tapi aneh. Kenapa aneh? lha antara jumlah penonton sama jumlah penduduk gak seimbang," ujar Aziz.
Aziz pun menambahkan bahwa hanya ada satu ruang untuk market film mainstream dan film alternatif. Banyak filmmaker di Indonesia yang kekurangan wadah untuk mengakomodir karya yang dibuat. Sehingga insan film dari Indonesia, banyak yang mengikuti festival film internasional di luar negeri.
“Di Indonesia itu ada dua festival film internasional yaitu JAFF dan juga Balinale (Bali International Film Festival). Tapi kalo Balinale lebih untuk hal-hal yang sifatnya tourism, inisiatornya pun bukan orang Indonesia. Akhirnya banyak sekali filmmaker yang datang ke JAFF dan mengikuti festival di luar negeri karena ketidakadaaan ruang itu,†tambah Aziz. Aziz berharap bahwa ada insiator yang menghadirkan ruang yang lebih bagi insane perfilman terutama film alternatif. (Mg-23)
