YOGYA (KRjogja.com) - Indonesia adalah negara kepulauan, akan tetapi sedikit sekali film yang menceritakan tentang laut, pulau dan kulturnya. Keresahan tersebut mencuat dalam Public Lecture 1: Oceanic Culture in Asian and Pasific Cinema Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) Rabu (30/11/2016) di ruang Ki Hajar Dewantara, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY). Â
Hadir sebagai pembicara yakni Ian Conrich pengajar di University of South Australia dan Kamila Andini sutradara film The Mirror Never Lies. Sedangkan, moderator Dyna Herlina S, Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FIS UNY.
Menurut Conrich, studi-studi tentang Pasifik  tidak  menyertakan Indonesia. "Film Pasifik yang berhasil justru dibuat oleh industri Hollywood, bukan dibuat oleh masyarakat aslinya," Conrich berpendapat.
Di Indonesia, film berjudul The Mirror Never Lies adalah salah satu dari sedikit film tentang laut yang menceritakan kehidupan Suku Bajo di Wakatobi, Sulawesi Selatan. Film ini mengambil sudut pandang dari seorang remaja yang ayahnya telah lama hilang saat berlayar.
Dini selaku sutradara menerangkan selama proses pembuatan film ia memperoleh pembelajaran berharga. Bahwa kondisi masyarakat yang gemar melaut menjadikan lokasi tersebut mengalami banyak peleburan. "Tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja," terangnya.
Karena itu, ia dan rekannya Dyna Herlina menginisiasi buku 'Laut Bercermin' (The Mirror Never Lies). Buku ini menceritakan macam prespektif dari film The Mirror Never Lies yang kontennya ditulis oleh pembuat film, akademisi maupun pengamat film. (Mg-22)