FILM Filosofi Kopi diakuinya sebagai wake up call dalam hidupnya. Sekaligus menjadi langkah awal keterlibatannya sebagai produser sebuah program televisi yang sedang naik daun, Viva Barista.
Pembukaan Kedai Filosopi Kopi di Melawai dan Bintaro sebagai tempat minum kopi sekaligus creative space membuat Rio Dewanto terlibat dalam proses pembuatan konten untuk memperkuat brand Filosofi Kopi. Sekaligus menyebarkan pemahaman kepada masyarakat bahwa minum kopi bukan sekadar kegiatan yang singkat dan selesai dalam satu waktu. Setiap orang mestinya tahu akar kopi dari hulu ke hilir, yaitu dari petani, tengkulak, hingga barista.
“Gue dulu sekolah hukum, DO. Habis itu masuk advertising. Di situ gue mencoba jujur aja sama diri sendiri dan orang lain, ketemu banyak orang, alhamdulillah lulus,†ucapnya lalu tertawa saat menjadi narasumber di Pinasthika Creativestival XII 'Indonesia Awakening Talkshow' di Hartono Mall Yogyakarta, Jumat (04/11/2016).
Â
Talkshow ini mengangkat tema marketing dan branding melalui pembuatan konten yang menarik dan sesuai dengan produk yang dimiliki. Sebagai Produser Viva Barista, Rio mengatakan bahwa saat ini sudah bukan zamannya artis endorse.
Brand Ambassador sebuah produk bukan hanya dipilih karena cantik atau ganteng, tetapi juga harus memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain terkait dengan nilai produk. Ia mencontohkan beberapa brand yang berkolaborasi dengan Viva Barista.
Kerjasama yang terjalin juga bersifat kolaboratif, berlawanan dengan endorse. Rio mengaku lebih nyaman dengan pola kerjasama kolaboratif, karena tidak memakan terlalu banyak waktu tetapi lebih bermanfaat untuk orang lain. Rio juga berpesan untuk jurnalis dan pemuda Indonesia. “Don’t make stupid people famous. Kalian pasti tahu fenomena ini. Berhenti bikin mereka terkenal. Yang lebih baik toh masih banyak.†(Mg-20)