KURUN waktu beberapa terakhir ini, generasi muda mulai banyak yang melirik musik keroncong untuk mengetahui sekaligus mempelajarinya. Hanya saja belum banyak ruang dan kesempatan yang dapat mengakomodir antusiasme tersebut.
"Trennya sekarang saya lihat bagus. Kalau untuk kalangan senior masih sama. Tapi di kalangan generasi muda makin banyak yang melirik. Sudah waktunya ruang lingkup musik keroncong diperluas," ucap penyanyi keroncong tenar Sundari Sukoco saat berbincang santai dengan KRjogja.com, Jumat (29/7/2016).
Hanya saja lanjut Sundari, jenis musik ini belum bisa diterima pertelevisian di Indonesia karena dipandang tidak memiliki nilai jual. Selain itu, gelaran lomba seperti Bintang Radio di era dulu yang cukup intens mengangkat musik keroncong sudah tidak ada lagi. Padahal event seperti itu yang cukup efektif menggaungkan musik keroncong di tanah air.
Melihat kondisi ini, Sundari Sukoco sejak 2 tahun terakhir mendirikan Yayasan Keroncong Indonesia merangkul generasi muda untuk memberi pelajaran sekaligus mengenalkan musik keroncong.
"Ketika sudah mengenal lalu cinta dan berminat meneruskannya," sebutnya. Untuk kembali mempopulerkan keroncong, Sundari dibantu sejumlah senior keroncong tidak memaksa anak muda yang ingin belajar dengan menyanyikan musik keroncong yang susah, keroncong asli dengan lagu aslinya.
"Biarkan berkembang sesuai jiwa mereka. Harus disesuaikan umur dan jaman. Tapi secara pelan digiring juga ke arah keroncong, langgam maupun stambul. Intinya jangan memaksa. Jamannya sudah lain. Boleh idealis tapi juga mengikuti jaman. Kalau dipaksa dan cenderung fanatik untuk mengikuti keroncong asli, susah dan justru membuat takut," ucapnya. (M-5)