TERAS Series Diputar Perdana, Ceritakan Kisah Hidup Pedagang Teras 2, Jadi Penanda Masa Malioboro

Photo Author
- Rabu, 19 Maret 2025 | 21:14 WIB
Sutradara, cast dan penggagas TERAS Series saat berbicara usai premiere. (Harminanto)
Sutradara, cast dan penggagas TERAS Series saat berbicara usai premiere. (Harminanto)

KRjogja.com - YOGYA - Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta memperkenalkan series terbaru berjudul TERAS Series di Harper Hotel, Rabu (19/3/2025). Film lima episode menceritakan kehidupan pedagang Teras Malioboro itu bisa dinikmati mulai 20 Maret 2025 di Youtube Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

Sutradara, TERAS Series, Khusrul Khitam mengatakan, seris itu menceritakan kehidupan tokoh yang berjualan di Teras Malioboro 2. Ia menonjolkan situasi yang dialami para pedagang dan ditarik dalam sebuah drama keluarga.

"di series ini saya coba tekankan pada nilai, hubungan antar keluarga. Ketika ada problem diselesaikan dengan cara berdialog tidak hanya dipendam. Saat ini keluarga cekcok karena kurang komunikasi. Harapannya bisa ditonton sebanyak mungkin penonton, membawa banyak nilai baik untuk masyarakat," ungkapnya.

Baca Juga: Ancaman di Bursa Saham

TERAS yang menjadi singkatan dari Tejo Raras, dua tokoh dalam series diproduksi dalam waktu syuting singkat yakni dua hari. Ada lima episode dengan tiap episode enam menit, diputar bisa dinikmati secara bebas.
"Kami ambil lokasi di Teras Malioboro 2 dan Abu Bakar Ali. Kami melibatkan pedagang, selain tiga pemain utama yakni Joanna Dyah, Rendra Bagus dan Jamaluddin Latif, seluruhnya adalah pedagang," tambahnya.

Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, yang menjadi penggagas film menambahkan bahwa ada hal-hal yang secara fisik mungkin tak bisa dilihat lagi, seperti Teras Malioboro 2 yang kini sudah berpindah. Melalui film ini ia mengajak penonton agar bisa melihat bahwa substansi nilai budaya harus dilestarikan.

"Sebagaimana kita orang Jogja, memegang teguh dasar nilai budaya. Tepo sliro, menghormati, bahwa setiap persoalan pasti bisa diselesaikan dengan baik. Banyak hal yang bisa menjadi pembelajaran kita bersama dari film ini. Film ini penanda sejarah dari Malioboro sendiri. Kemarin kita bisa tahu Malioboro dengan dinamikanya, ke depan mungkin akan berbeda lagi tapi harapannya tak menggerus hal menarik dari Malioboro," tambahnya.

Baca Juga: Dukung Kesejahteraan Masyarakat, Universitas Alma Ata Salurkan Zakat Fitrah di Kendal

Lewat film ini, Yetti melempar harapan agar khalayak bisa lebih mudah menerima pesan yang hendak disampaikan. Film ini menjadi menyampaikan penanda perubahan di Malioboro, tentang kenangan kolektif masyarakat di Malioboro.

"Masyarakat harapannya bisa tahu pernah ada Teras Malioboro 2 yang kini sudah tidak ada, berpindah menjadi Teras Barat dan Timur, Beskalan dan Ketandan," pungkasnya. (Fxh)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lima Fakta Menarik Film Timur untuk Isi Liburan

Rabu, 17 Desember 2025 | 21:45 WIB
X