Krjogja.com - YOGYA - Film roman terbaru dari Adhya Pictures, 'Yakin Nikah' telah menggelar special screening serentak di 10 kota Indonesia, salah satunya di Yogya.
Yakin Nikah mengangkat perjalanan Niken seorang perempuan yang dihadapkan pada tuntutan menikah dengan pasangannya. Keadaan menjadi semakin rumit ketika mantan kekasih Niken, Gerry, tiba-tiba muncul kembali, membuat Niken bimbang menentukan pilihan.
Baca Juga: Riset Inovasi Program MBG, Membaca Jejak Cerdas di Otak Anak Yogyakarta
Haruskah ia bertahan dengan Arya yang stabil atau memberi kesempatan kedua pada cinta masa lalunya.
Film ini menghadirkan karakter utama Niken (Enzy Storia), seorang perempuan muda yang siap menikah, namun dihadapkan pada berbagai dilema.
Arya (Maxime Bouttier), sosok yang stabil dan aman, namun sering kali sibuk dengan pekerjaannya. Gerry (Jourdy Pranata) Mantan kekasih Niken yang muncul kembali dan membuat Niken galau.
Baca Juga: ROCT Wadahi Pembibitan Atlit Catur
Film ini menggambarkan perjalanan Niken dalam menghadapi berbagai tekanan dan pertanyaan besar tentang pernikahan dan cinta. Melalui dilema Niken, film ini mengajak penonton merenungkan bahwa pernikahan bukan hanya tentang mencari yang terbaik, melainkan juga tentang menjadi versi terbaik dari diri sendiri.
Selain tiga cast yang siap bikin baper para penonton, Yakin Nikah juga menghadirkan jajaran cast yang impresif yaitu Amanda Rigby, Ersa Mayori, Tora Sudiro, Agnes Naomi, Arya Vasco, Lukman Sardi, Izabel Jahja, Tissa Biani, Dul Jaelani, Agung Karmalogy, dan Indian Akbar.
Salah satu penonton screening Yakin Nikah, Rosyana asal Sleman menuturkan film ini membuat penonton benar-benar memikirkan pentingnya memilih pasangan tepat dalam sebuah pernikahan.
"Ternyata tidak mudah menyatukan 2 kepala dengan segala ego hingga waktu. Endingnya bagus sih. Yang jelas nikah bukan sebuah kompetisi,"kata Rosy di Cinepolis Yogya (4/10/25).
Film "Yakin Nikah" tayang serentak di bioskop pada 9 Oktober 2025, menjanjikan kisah cinta yang mengharukan, lucu, dan penuh refleksi. Sebuah perjalanan menuju pernikahan bukanlah sebuah kompetisi. Bukan tentang kapan, namun lebih kepada siapa yang layak untuk dinikahi. (*3)
