Krjogja.com - BANTUL - VMS Studio memperkenalkan film terbaru mereka berjudul Penerbangan Terakhir dalam sesi diskusi di JAFF Market 2025, Minggu (30/11/2025). Film yang diangkat dari riset panjang mengenai skandal penerbangan terbesar ini tidak hanya mengusung ketegangan, tetapi juga membawa pesan kuat mengenai fenomena love bombing yang banyak menjebak perempuan muda di era media sosial.
Film ini rencananya tayang di bioskop pada 15 Januari 2026. Produser Tony Ramesh mengatakan bahwa pihaknya akhirnya merilis poster resmi film tersebut kepada publik.
Baca Juga: Milad ke 113 Muhammadiyah di Bantul Menjadi Motivasi Pembangunan dan Pelayanan Masyarakaty
"Kami kenalkan poster Penerbangan Terakhir yang dibuat keren dan detail. Kami berharap ini mengundang minat penonton untuk ikut terbang 15 Januari 2026 nanti," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa tema love scamming sangat relevan dengan kondisi sekarang. Ia merasa pesan untuk menghindari situasi tersebut sangat penting di suarakan.
"Banyak viral di sosial media dan anak muda masuk terjebak seseorang yang tak kita tahu jati dirinya. Dari luar green flag tapi ternyata red flag. Kami ciptakan karakter Kapten Deva dari riset mendalam untuk menunjukkan itu," tandasnya.
Baca Juga: Review Buku 'Merapi': Antologi Puisi Bergaya Nietzschean & Absurdian
Tony menekankan bahwa karakter Deva digambarkan sebagai sosok yang mampu menampilkan wajah berbeda kepada tiap perempuan yang ia dekati. Ia juga memberi pesan agar perempuan tidak mudah termakan sikap manis yang menipu.
"Ketemu perempuan bisa berbeda cara perilakunya. Kami ingin agar semua perempuan tidak tertipu dengan penampilan luar. Kroscek dan lihat keseriusannya dulu. Take your time, tetap dengan pikiran jangan hanya hati saja langsung," lanjutnya.
Sutradara Benni Setiawan turut menjelaskan bagaimana karakter Deva menjadi pusat cerita dan tensi drama dalam film ini. Deva digambarkan seorang pilot yang tampilannya sangat menawan.
"Di balik itu dia palsu, sengaja menggoda wanita, menarik ke semua tapi di sisi lain dicintai semua orang. Manipulated, powerful namun innocence. Deva akan tampil lebih ekstrem dibanding tokoh-tokoh manipulatif dalam film sebelumnya. Ini akan membuat bioskop panas, ini gila banget," katanya.
Sementara itu, aktris Aghniny Haque yang turut membintangi film ini mengaku banyak belajar mengenai dinamika hubungan toksik dan jebakan love bombing. Ia menegaskan pentingnya mencintai diri sendiri agar tidak mudah tergantung pada validasi pasangan.
"Cowok punya karisma, dia bisa memanfaatkan itu. Mapan, ganteng, diidolakan, jadi seperti sempurna dan green flag. Banyak yang kena juga. Ini yang harus berhati-hati banget. Love bombing membuat kita ketergantungan, haus validasi, mau melakukan apa saja untuk pasangan kita. Ini bodoh banget. Harapanku kita lebih menyayangi diri sendiri," tandasnya.
Aghniny menambahkan bahwa hubungan yang berubah menjadi obsesi adalah tanda bahaya serius. "Kalau cinta berubah jadi obsesi, akan sangat bahaya banget. Ini tidak sehat dan kita jauh dari diri kita sebenarnya," katanya.
Penulis skenario Annastasia Anderson juga mengingatkan bahwa perempuan harus semakin waspada terhadap pria dengan pola komunikasi manipulatif. Perempuan harus tahu kalau laki-laki berbual, kalau dibilang bahwa dia tak bisa hidup tanpamu dan hanya kamu satu-satunya di dunia.
"Ini yang pasti dia bilang juga ke perempuan lainnya. Kapten Deva ini selalu ada buat korbannya. Dia memuja tapi menyerang. Kalau bertemu seperti itu, jauh-jauh," pungkasnya. (Fxh)