Krjogja.com - Sebuah film drama romantis berjudul “Senyum Manies Love Story” siap menyapa penonton Indonesia dengan nuansa nostalgia, inspirasi, dan ketulusan cinta. Tapi jangan salah, ini bukan sekadar kisah asmara biasa. Film ini mengangkat perjalanan masa muda Anies Baswedan dan Fery Farhati—dua sosok yang kini dikenal luas, namun punya kisah cinta yang justru tumbuh dari batas dan prinsip.
Disutradarai oleh Ronny Mepet dan ditulis oleh Tisa TS, film ini bukanlah fiksi penuh bumbu dramatis yang mengada-ada. Justru sebaliknya, film ini adalah potret nyata yang dirangkai dari riset langsung dan persetujuan pribadi Anies dan Fery. Sebuah perjalanan riil yang dimulai di Universitas Gadjah Mada (UGM), tempat dua anak muda bertemu, bertumbuh, dan mengambil keputusan-keputusan penting yang kelak mengubah hidup mereka.
Baca Juga: Muhammadiyah DIY Siapkan 1.309 Lokasi Sholat Idul Adha 1446 H
Di tengah hiruk pikuk dunia kampus, Anies muda—yang diperankan oleh Fahad Haydra—adalah sosok ambisius dan visioner. Namun, seperti halnya mahasiswa lain, ia pun pernah dihantui dilema klasik: mengejar cinta atau mengejar cita-cita? Di sanalah kehadiran Fery Farhati (diperankan oleh Kathy Indera) menjadi titik balik. Fery bukan hanya teman seperjuangan, tapi juga cermin ketenangan dan prinsip.
Keduanya terlibat dalam hubungan yang bisa disebut platonic relationship—saling kagum, saling tertarik, tapi tetap menjaga batas. Tidak ada pacaran, tidak ada sentuhan fisik, namun ada ikatan emosional yang kuat dan penuh rasa hormat. Film ini mengajak penonton muda melihat bahwa cinta sejati tidak harus selalu meledak-ledak. Kadang, cinta justru terasa paling dalam saat ia tumbuh dalam batas dan kesadaran.
Romansa Bukan Fokus, Tapi Cita-Cita yang Jadi Bintang
Yang menjadikan Senyum Manies Love Story begitu unik adalah fokusnya pada cita-cita. Film ini mengajak penonton untuk melihat bagaimana masa muda adalah masa membangun pondasi, bukan hanya untuk cinta, tapi juga untuk masa depan. Dengan latar Yogyakarta, Jakarta, hingga Chicago, film ini membawa narasi lintas lokasi dan lintas emosi, memperlihatkan bagaimana pilihan kecil di usia muda bisa berdampak besar di masa depan.
Baca Juga: Punya Tantangan Kuliner yang Super Unik, Game Shownya Para Jawara Asal Jepang Tayang Di GTV!
“Film ini bukan tentang politik, bukan kampanye, bukan penggambaran tokoh publik hari ini. Ini tentang manusia muda bernama Anies, dan bagaimana ia tumbuh bersama nilai dan pilihan yang ia pegang teguh,” ungkap H. Benny Pensong, Executive Producer film ini.
Proses pencarian tokoh Anies muda sendiri memakan waktu 6 bulan, hingga akhirnya tim casting menetapkan Fahad Haydra sebagai sosok yang dinilai mampu merepresentasikan karakter Anies secara emosional dan intelektual. Turut hadir pula Chelsea Sepyani sebagai Sinta, karakter fiksi yang menjadi bagian dari dinamika masa muda Anies.
Proses syuting berlangsung selama 14 hari, mengambil latar di Yogyakarta, Jakarta, dan bahkan Chicago, Amerika Serikat—tempat yang nantinya juga menjadi bagian penting dari perjalanan akademik Anies.
Dengan balutan drama, komedi ringan, dan sentuhan romansa, Senyum Manies Love Story bukan hanya menyentuh hati, tapi juga menggugah pikiran. Ia mengajarkan bahwa keputusan bijak di masa muda bisa menjadi pondasi kokoh untuk masa depan. Bahwa cinta sejati bukan tentang posesif, tapi tentang mendukung satu sama lain untuk terus maju.
Bagi anak muda Indonesia yang sedang mencari arah, film ini bisa menjadi cermin dan pemantik semangat, bahwa menjadi serius dalam pendidikan dan tetap manusiawi dalam cinta adalah mungkin, dan bahkan indah.
Film Senyum Manies Love Story akan segera tayang di bioskop. Siapkan hati, dan mari menyelami kisah dua anak muda yang membuktikan bahwa cinta tidak harus lantang, tapi cukup bijak dan setia. (*)