Krjogja.com – PURWOKERTO – Industri film horor Indonesia kembali diramaikan dengan hadirnya karya yang tak biasa. Film “Labinak: Mereka Ada di Sini” garapan sutradara Azhar Kinoi Lubis siap tayang di bioskop mulai 21 Agustus 2025, menghadirkan teror berdarah dengan sentuhan kritik sosial tajam.
Film produksi Anami Films ini terinspirasi dari kisah nyata urban legend Sumanto, sosok yang sempat dikenal publik sebagai kanibal. Namun, penulis naskah Pratiwi Juliani menegaskan keterlibatan Sumanto hanya sebatas pendalaman karakter.
“Selama ini kita mengenal beliau dari pemberitaan media, tapi ternyata tidak semenyeramkan itu. Beliau ramah, bisa duduk berdampingan dengan kami, dan justru memberi inspirasi transformasi diri. Pesan film ini adalah tentang perjuangan mendapatkan pendidikan,” ungkap Pratiwi saat hadir bersama cast di CGV Purwokerto, Senin sore (18/8/2025).
Kisah Guru Honorer Terjerat Sekte
“Labinak” mengisahkan Najwa (diperankan Raihaanun), seorang guru honorer yang hidup pas-pasan bersama putrinya Yanti (Nayla Purnama) di sebuah desa kecil. Kehidupan mereka berubah setelah kedatangan Diana (Jenny Zhang) dari lembaga sosial Yayasan Payung Emas, yang menawarkan pekerjaan dan akses pendidikan lebih layak.
Namun harapan baru itu justru menjadi awal mimpi buruk. Najwa mendapati yayasan tersebut dikendalikan Lucius (Arifin Putra), pemimpin sekte Bhairawa, yang percaya bahwa memakan daging manusia mampu memberi keabadian. Dari sinilah teror berlapis—antara mistis, sosial, hingga psikologis—mulai menjerat Najwa dan anaknya.
Horor dengan Unsur Lokal
Sutradara Azhar Kinoi Lubis menambahkan sentuhan baru dalam film ini dengan menghadirkan sosok gaib “pocong malu” serta visual ekstrem berupa tubuh korban yang dijadikan santapan. Ia juga menampilkan koreografi ritual yang memadukan gerakan tubuh dengan lantunan mantra, sehingga menciptakan suasana sakral sekaligus mencekam.
“Di sini kami tidak hanya menampilkan hantu, tetapi juga menggabungkan unsur seni gerak dan suara untuk menciptakan pengalaman horor yang lebih mendalam,” ujar Kinoi.
Pesan Sosial dan Akting Kuat
Produser Dilip Chugani menekankan bahwa “Labinak” bukan sekadar tontonan horor, melainkan juga refleksi sosial.
“Cerita ini universal, tetapi juga menyimpan pesan tentang keserakahan dan eksploitasi. Kami ingin penonton tidak hanya takut, tetapi juga merenung,” jelasnya.
Hal itu diamini oleh Raihaanun yang mengaku perannya sebagai Najwa sangat emosional. “Najwa adalah sosok perempuan yang berjuang demi anaknya. Selain ketegangan horor, film ini juga menyuarakan kritik sosial lewat kisah kanibalisme yang melibatkan kelompok kaya dan yang kurang beruntung,” katanya.
Selain Raihaanun, film ini turut dibintangi Giulio Parengkuan, Chantiq Schagerl, Aimee Saras, hingga Ivanka Suwandi. Dengan sinematografi mencekam dan cerita yang penuh lapisan, “Labinak: Mereka Ada di Sini” dipastikan menjadi salah satu film horor paling dinantikan tahun ini.(Dri)