41% kaum milenial menjadi yang paling terdampak dalam kasus ini.
Tiga dari sepuluh warga Singapura mengatakan bahwa kesopanan dalam dunia daring memburuk selama pandemi COVID-19 karena adanya peningkatan hoax dan informasi yang menyesatkan.
Indonesia sendiri menduduki posisi paling terakhir di Asia Tenggara atau di posisi 29 dari total 32 negara yang disurvei Microsoft.
Remaja Indonesia tidak memberikan kontribusi apapun terhadap skor Indonesia selama 2020.
Angka penurunan DCI Indonesia sepenuhnya didorong oleh orang dewaa yang menambahkan 16 poin.
Tiga risiko terbesar Indonesia dalam dunia daring adalah hoax dan penipuan dengan +13 poin, ujaran kebencian +5 poin, dan diskriminasi dengan -2 poin.
Tetapi, empat dari sepuluh orang mengatakan bahwa kesopanan dalam dunia daring menjadi lebih baik selama COVID-19 karena rasa kebersamaan yang lebih besar dan lebih banyak yang saling membantu.
Namun, hampir lima dari sepuluh orang terlibat dalam insiden intimidasi dengan 19% responden mengatakan bahwa mereka telah menjadi sasaran.
Negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia yang dibawah Singapura memiliki total 63 poin. Empat poin lebih buruk daripada tahun sebelumnya.
Di Malaysia, sebagian besar orang dewasa berkontribusi terhadap penurunan poin tersebut dengan angka sebanyak +6. Para remaja juga menambahkan +2 poin.
Setelah Malaysia, Thailand memiliki total 69 poin.
Thailand adalah negara yang baru ditambahkan di studi ini pada tahun 2020 sehingga belum banyak informasi tentang tahun-tahun sebelumnya.
Tiga risiko dalam dunia daring Thailand adalah interaksi yang tidak diinginkan, agresi mikro atau serangan verbal tidak langsung, dan sexting yang tidak diinginkan.
50% sumber risiko berasal dari orang asing dan generasi Gen Z di Thailand adalah yang paling terdampak dari cyberbullying pada tahun 2020.