ACT Droping Air Bersih Untuk Wilayah Kekeringan Gunungkidul

Photo Author
- Rabu, 12 Agustus 2020 | 17:46 WIB
Droping air dari ACT. Foto: ACT
Droping air dari ACT. Foto: ACT

GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Per Agustus 2020 sebagian wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih. Padahal selain untuk konsumsi, kebutuhan air bersih untuk sanitasi dan cuci tangan sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Berdasar data BPBD Gunungkidul saat ini wilayah dengan terdampak kekeringan paling parah adalah Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah terdampak mencapai 109. 648 jiwa dan tersebar di 10 kecamatan (Agustus 2020). Dengan rincian per Kecamatan Girisubo (21.718 jiwa), Rongkop (9.902 jiwa), Tepus (12.441 jiwa), Tanjungsari (20.071 jiwa), Paliyan (16.978 jiwa), Purwosari (4.327 jiwa), Panggang (19.315 jiwa), Ponjong (2.702 jiwa), Semanu (1.244 jiwa), dan Saptosari (950 jiwa).

Kekeringan yang melanda Gunungkidul ini merupakan kondisi kekeringan ekstrim, pasalnya secara topografi Gunungkidul merupakan wilayah dengan landscape perbukitan berbatu, serta di beberapa kecamatan disepanjang pesisir tidak memungkinkan untuk dibuat sumur, karena sulitnya mendapatkan sumber air, sehingga masyarakat tidak ada yang memiliki sumur secara mandiri.

Lebih lagi, data kekeringan yang tertera diatas adalah kondisi ekstrim dimana masyarakat di kabupaten Gunungkidul harus segera dibantu distribusi air bersih untuk kebutuhan hidup mereka. Berdasarkan data kondisi kekeringan 2019 lalu, ribuan hektar lahan di Gunungkidul mengalami puso (gagal panen), di tengah kondisi ekonomi yang sulit tersebut masyarakat masih harus dipaksa untuk membeli air yang harganya ratusan ribu per tangki.

Selain Gunungkidul biasanya pola kekeringan juga meluas hingga di Kabupaten Bantul terutama di daerah perbukitan seperti Kecamatan Dlingo dan Imogiri. Di Kabupaten Kulon Progo ketika musim kemarau melanda juga mengalami permasalahan serupa, tahun lalu sebanyak 8 Kecamatan juga terdampak kekeringan yaitu Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Kokap, Pengasih, Girimulyo, Panjatan, Lendah, dan Sentolo.

Pada 2019 lalu Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY telah menyalurkan lebih dari 2,5 juta liter air bersih untuk masyarakat di Kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo. Selain itu ACT DIY juga telah membangun 33 unit sumur wakaf sebagai solusi jangka panjang penanggulangan krisis air bersih di Gunungkidul dan sekitarnya.

Kapanewon atau Kecamatan Gedangsari merupakan satu dari 18 Kecamatan yang terletak di Wilayah Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap memasuki musim kemarau, Gedangsari yang sebagian besar topografi wilayahnya adalah dataran tinggi berbukit ini sebagian besar selalu mengandalkan bantuan air bersih ketika musim kemarau.

Kapanewon Gedangsari merupakan salah satu kecamatan termiskin di Gunungkidul, dengan mayoritas mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani yang hanya mengandalkan tadah hujan, parahnya ketika memasuki kemarau tahun lalu 890 Hektar lahan pertanian disini mengalami Puso (Gagal Panen). Sebagian besar petani harus rela menjadi buruh harian ketika musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kekeringan di Gedangsaripun berdampak pada tumbuh kembang anak di Gedangsari, kekurangan air bersih menjadi penyebab Balita di Gedangsari mengalami stunting.

Topografi Gedangsari yang ekstrim berupa perbukitan, ternyata juga berdampak pada biaya bantuan droping air bersih di beberapa titik disini juga menjadi cukup mahal, bahkan untuk sekali droping 1 tangki air bianya bisa mencapai 350.000 rupiah untuk truk tangki 5.000 liter.

Camat Gedangsari Martono Imam Santoso, bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun sumur wakaf berupa sumur bor dalam, agar secara perlahan dapat memutus mata rantai kekeringan di Kecamatan Gedangsari.

Hingga saat ini ACT DIY telah membangun 4 Sumur Wakaf di 4 Kelurahan di Kecamatan Gedangsari dari total 33 sumur wakaf yang dibangun di wilayah DIY. Di Gedangsari hingga saat ini Masih ada 67 Dusun di 7 Kelurahan yang membutuhkan bantuan sumur wakaf.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB

Ditutup Danrem, TMMD Satukan TNI dan Rakyat

Jumat, 7 November 2025 | 19:36 WIB
X