PENYALURAN Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial dan PT Pos untuk warga Kecamatan Semanu,Gunungkidul melanggar protokol kesehatan dan melibatkan anak balita Minggu (17/5). Ada beberapa fakta di balik kesemrawutan pembagian bantuan pemerintah itu
Sudah Diatur, Tapi..
Ribuan penerima manfaat yang didominasi warga dari Desa Pacarejo memadati kompleks Kantor Kecamatan Semanu dengan berdesak-desakan hingga kerumunan dan antrean panjang tidak terelakan.
"Antisipasi sebetulnya sudah dilakukan, tetati mereka tidak menghiraukan," kata Kabid Kesejahteraan Sosial, Dinas Sosial Gunungkidul, Hadi Hendro Prayogi Minggu (17/5).
Ada 1002 Penerima BST
Jumlah penerima BST tersebut sebanyak 1.002 orang dan sistem pembagiannya sudah dilakukan penjdwalan dengan menerapkan jam tertentu secara bergantian.
Tetapi meskipun sudah dilakukan pengaturan mereka tetap datang lebih awal dan justru datang secara bersamaan dan yang disayangkan, mereka tidak menerapkan protokol kesehatan dan berdesak-desakan.
Berkerumun dan Tanpa Perhatikan Psychal Distanding
Kedatangan mereka telah menimbulkan kerumunan dan tidak menerapkan jaga jarak (Phisycal distansing). "Beberapa kali petugas memberikan peringatan tetapi tidak digubris," imbuhnya.
Kepala PT Pos Wonosari, Budi Purnomo mengatakan memang pembagian di Kecamatan Semanu ada sekitar 1002 penerima bantuan. Dari PT Pos sendiri sudah melakukan penjadwalan di pagi hari dan siang dari jam 08.00 WIB-12.00 dan sesi berikutnya siang sampai sore. Tetapi para penerima bantuan justru berdatangan dalam waktu yang hampir bersamaan.
Tambah Loket
Guna mencegah hal tidak diinginkan akhirnya penyerahannya diubah skemanya dan didatangkan tim dari Wonosari dengan penambahan beberapa loket.