GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dipertangan) Gunungkidul Ir Bambang Wisnu Broto memberikan penjelasan terkait dengan banyaknya sapi mati. Walaupun jumlah sapi mati sekitar 70 ekor, tetapi yang terpapar antraks hanya 2 ekor sapi dan 4 kambing yang terpapar bakteri antrak. Satu ekor sapi dan 4 ekor kambing di Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong dan satu ekor sapi di Janglot, Pucanganom, Rongkop.Â
“Sekitar 64 ekor yang mati diberbagai tempat sudah dicek lewat laboraturium bukan karena bakteri antraks,†kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Ir Bambang Wisnu Broto, Kamis (30/1/2020).Â
Bahkan, di daerah Ngrejek, Desa Gombang dan Janglot, Pucanganom kondisinya sudah terkendali, sejak 2 ekor ternak sapi dan 4 ekor kambing terpapar antraks hingga sekarang belum atau tidak terjadi kasus lagi.Â
Walaupun sudah kondusif, petugas dari Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul terus melakukan vaksinasi, untuk mencegahnya menularnya antraks. Dinas secara sesuai prosedur terus melakukan vaksinasi. “Vaksinasi ini terus akan dilakukan hingga kondisi benar-benar sudah aman,†tambahnya.
Adapun puluhan sapi yang mati dibeberapa tempat, penyebabnya ada yang keracunan jumlahnya sekitar 16 ekor. Karena caplak 1 ekor, broat 5 ekor, kurang susu 2 ekor, indigesti akibat perubahan makanan secara tiba jumlahnya 6 ekor, demam tiga hari jumlahnya 2 ekor, trauma kecelakaan 2 ekor, mal nutrisi dan ambruk 2 ekor, miasis atau larva lalat 1 ekor, padang paru-paru atau pnemunia (radang paru-paru) sebanyak 4 ekor, diare 1 ekor dan beberapa penyakit lain, tidak ada hubungan dengan antraks. Â
Intinya sekitar 60 sapi mati bukan akibat terpapar bateri antraks. Jika sekarang jumlah sapi mati yang dilaporkan lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya, merupakan efek kasus antraks yang ada di Gombang, Kecamatan Ponjong. Setiap ada sapi mati dilaporkan karena mereka takut ancaman antraks. Â
“Jadi masyarakat diharapkan tetap tenang, karena ternak mati yang terpapar antrak hanya terjadi di Gombang dan Pucanganom, semuanya sudah terkendali,†jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul dr Dewi Irawaty Mkes berharap masyarakat tidak resah. Karena jumlah orang yang tertular antraks sudah terkendali dan sudah tertangani serta terobati. Berkait dengan informasi kasus tertular antraks di Kecamatan Saptosari, Dinas Kesehatan sedang melakukan investigasi. Menurut data di Dinas Pertanian dan Pangan di Kecamatan Saaptosari tidak ada ternak mati terpapar antraks. “Justru karena itu kasusnya sedang diinvestigasi,†ujarnya.(Ewi)