GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Memasuki awal Agustus ribuan peternak di Gunungkidul mulai kesulitan memperoleh pakan ternak, baik untuk sapi maupun kambing. Rumput di ladang sudah mengering, apalagi tandon pakan berupa limbah pertanian baik jerami dan limbah pertanian lainnya juga sudah habis.
Satu-satunya jalan, peternak harus membeli hijauan makanan ternak (HMT) yang didatangkan dari luar daerah. Sedangkan bagi peternak yang tidak mampu membeli HMT berupa batang jagung, daun munggur, daun mahoni, bahkan dedaunan yang sudah kering.
Baca juga :
Sejumlah Sumber Air di Gunungkidul Mulai Mengering
Musim Kemarau, Kasus Kebakaran di Gunungkidul Meningkat
Hal tersebut dikatakan peternak di Logandeng, Sukiran. Menurutnya, para peternak saat ini benar-benar kesulitan mendapatkan pakan ternak yang bergizi.
“Untuk memberi pakan seekor sapi sedikitnya dibutuhkan HMT 5 ikat yang harganya Rp 25.000- Rp 30.000. Jika ditotal dalam sebulan bisa menghabiskan Rp 750.000 sampai Rp 900.000. Itu belum termasuk bekatul dan konsentrat,†katanya, Rabu (01/07/2018).
Sehingga jika dihitung peternak akan merugi, karena dalam satu bulan tidak mungkin harganya akan naik Rp 900.000. Hadi Sumiyo, pedagang HMT di Wonosari mengatakan, setiap hari bisa menjual tidak kurang dari satu truk yang dibeli dengan harga Rp 4 juta setiap rit.