GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan, Yogyakarta merupakan lokasi kongres pertama pada Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei. Oleh karena itu pada peringatan kali ini digelar di DIY. Selain itu ia juga menyambangi sejumlah pondok pesantren, karena bagaimanapun kyai merupakan salah satu pendiri NKRI yang harus dihormati.
“Santri ini merupakan masa depan bangsa. Pada tahun 2030 akan memasuki usia produktif. Termasuk kesiapan digital, dimana Ponpes Al Mumtaz akan diperbolehkan masuk pondok. Namun harus memalui aturan dan pengawasan yang baik,†kata Rudiantara usai mengunjungi Ponpes Al Mumtaz Patuk, Senin (21/05/2018).
Dalam kesempatan tersebut Rudiantara memberikan bantuan 50alat perlengkapan ibadah, Al Quran hingga paket sembako. Bersamaan Menkominfo meluncurkan kelas digital di Ponpes Al Mumtaz. Dalam kunjungannya, Menkominfo mengaku sangat bangga dengan para santri.
Karena ditangan para santri ini nantinya akan menjadi pemimpin bangsa. Bahkan pada 2030 Indonesia akan masuk bonus demografi, dimana usia produktifnya jumlahnya dua kali dari non produktif. Artinya ekonomi Indonesia akan sama dengan seluruh negara se ASEAN. “ Penggunakan digital memang ada dampak positip dan negative. Oleh sebab itu, bagaimana iptek ini juga dipergunakan memberi manfaat positi,†imbuhnya.
Diungkapkan jika menerima informasi digital yang banyak negatif baik itu radikalisme, terorisme maupun ekstrem akan lebih baik dihindari dan hyarus bisa menyeleksi konten atau postingan. Ditegaskannya sebanyak 9500 konten sekarang ini diverifikasi dan terancam diblokir karena terindikasi ada unsur, radikalisme, terorisme maupun ekstrimisme.
“Penggunaan digital atau handphone di pesantren hendaknya nanti yang memberikan nilai manfaat. Karena di Ponpes Al Mumtaz diberikan keterampilan kewirausahaan, bisa saja handphone dipergunakan secara positip memasarkan produk para santri. Hindarilah konten negatif dihandphone dan manfaatkan dengan positip,†imbuhnya.
Pimpinan Ponpes Al Mumtaz KH Khiron Marzuqi menuturkan, Ponpes Al Mumtaz berdiri sejak 2012 lalu. Untuk jumlah santrinya mencapai 400 anak. Kini sudah mengembangkan RA, MI, MTs dan MA.
Al Mumtaz memiliki komitmen untuk ambil bagian baik secara moral maupun tindakan nyata agar santi ikut mencintai Tanah Air, sehingga tindakan aksi terorisme, radikalisme tentu tidak dibenarkan. Bahkan ini Ponpes Al Mumtaz menjadi Islamic Boarding School dan sudah mengembangkan kewirausahaan serta KBM digital. (Ded)