KRjogja.com - YOGYA - DIY dengan pemantauan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul pada Juli 2024 mengalami deflasi m-to-m (mtm) sebesar 0,03 persen, inflasi y-on-y (you) sebesar 2,16 persen serta inflasi y-to-d (ytd) sebesar 0,53 persen.Penyumbang utama deflasi secara mtm adalah kelompok Makanan Minuman dan Tembakau dengan andil 0,18 persen. Komoditas penyumbang utama deflasi antara lain bawang merah, cabai merah dan tomat.
Kepala BPS DIY Herum Fajarwati mengatakan perkembangan harga berbagai komoditas pada Juli 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Kabupaten Gunungkidul tercatat mengalami inflasi yoy sebesar 2,08 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,96 dan Kota Yogyakarta mengalami inflasi yoy sebesar 2,26 persen dengan IHK sebesar 106,87.
"Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS DIY di 2 kabupaten/kota pada Juli 2024 terjadi inflasi yoy sebesar 2,16 persen atau IHK dari 103,58 pada Juli 2023 menjadi 105,82 pada Juli 2024. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi mtm pada Juli 2024, antara lain bawang merah, cabai merah, tomat, sedangkan komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain cabai rawit, beras, emas perhiasan, uang sekolah," tutur Herum dikantornya, Senin (1/8/2024).
Baca Juga: 'Pikachu' Ajak Ribuan Orang Jelajahi Prambanan di Pokemon Run Yogyakarta
Herum menyampaikan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Diantaranya kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,34 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,53 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,51 persen. Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,18 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,76 persen dan kelompok transportasi sebesar 0,52 persen;
" Ada pula kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,65 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,71 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,92 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,94 persen. Sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,25 persen," terang Herum.
Lebih lanjut Herum menjelaskan penyumbang utama inflasi Juli 2024 secara yoy adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 1,18.persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras, cabai rawit, cabai merah, gula pasir dan buncis.
Baca Juga: Sambangi Gerindra, PAN Buka Ruang Koalisi Pilkada Yogya
"Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,35%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan. Kelompok pendidikan dengan andil 0,17 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah akademi/perguruan tinggi, sekolah dasar dan sekolah menengah pertama," imbuhnya. (Ira)