Lima Industri Coklat di Gunungkidul Ikut Sertifikasi Good Manufacturing Practise

Photo Author
- Rabu, 18 September 2024 | 14:41 WIB
Proses penilaian good manufacturing practice di industri coklat nglanggeran oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan  Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Sucofindo. (istimewa)
Proses penilaian good manufacturing practice di industri coklat nglanggeran oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Sucofindo. (istimewa)


KRjogja.com Wonosari Lima industri coklat di Kabupaten Gunungkidul diantaranya Sedyo maju, kwt putri kencana, ngudi mulyo, omah kakao dan griya coklat mengikuti pendampingan dan sertifikasi Good Manufacturing Practise (GMP) yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Sucofindo. Adapun waktu pengujian dilakukan sampai September 2024.

"Good manufacturing practice adalah salah satu tata cara manajemen yang disesuaikan dengan standar negara dalam bentuk prosedur dengan tujuan untuk menghasilkan produk makanan atau minuman berkualitas. Setiap perusahaan yang memproduksi bahan konsumsi wajib melakukan penerapan GMP. Ada beberapa jenis GMP di Indonesia misalnya cara pembuatan obat yang baik dimana standar GMP yang berfokus pada tata cara produksi obat-obatan dan cara pembuatan obat yang baik dan benar. Selain itu cara pembuatan makanan yang baik dimana standar GMP yang berfokus pada tata cara produksi makanan," kata Kepala PT Sucofindo Cabang Semarang Hadi Suprapto melalui keterangan persnya, Rabu (18/9).

Menurutnya secara keseluruhan Good Manufacturing Practice menyediakan cara dan berbagai rangkaian syarat pengelolaan umum yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan. Proses pengelolaan dimulai dari proses bahan mentah hingga menjadi barang siap konsumsi. Good manufacturing practice adalah salah satu tata cara manajemen yang disesuaikan dengan standar negara dalam bentuk prosedur dengan tujuan untuk menghasilkan produk makanan atau minuman berkualitas.

Baca Juga: Astra melalui YDBA dan PAMA Perkuat Kemandirian UMKM di Paser, Kalimantan Timur

"Good Manufacturing Practice juga menyediakan cara dan berbagai rangkaian syarat pengelolaan umum yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan. Proses pengelolaan dimulai dari proses bahan mentah hingga menjadi barang siap konsumsi. Hal ini demi menjaga keselamatan konsumen, memberi pengetahuan produk bagi konsumen dan melindungi pasar," imbuhnya.

Dia menjelaskan di era yang mengandalkan sosial media seperti saat ini, konsumen dapat dengan mudah menyebarluaskan opini atas sebuah produk dari berbagai perusahaan. Menerapkan GMP yang baik dan benar tentu dapat meningkatkan kredibilitas merek bagi konsumen ketika menggunakan produk dan membantu calon konsumen lain untuk merasa lebih aman ketika memilih produk. Tak kalah pentingnya, bisa meningkatkan Kepercayaan Konsumen.

"Perusahaan juga akan mendapatkan keuntungan dari segi kepercayaan jika menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan prosedur GMP. Kualitas yang baik dan konsisten juga akan membantu perusahaan mempertahankan dan meningkatkan jumlah konsumen. Bahkan, pelaksanaan GMP yang baik dan benar juga dapat membantu perusahaan dalam menekan anggaran dan biaya operasional," paparnya.

Baca Juga: Astra melalui YDBA dan PAMA Perkuat Kemandirian UMKM di Paser, Kalimantan Timur

Dia menambahkan Good Manufacturing Practices yang diterapkan dengan baik juga membuat perusahaan berkontribusi terhadap keuntungan pemerintah dengan cara pemerintah mampu melindungi konsumen dari kerugian produk konsumsi yang tidak berkualitas. Dengan demikian, konsumen pun merasa lebih terjamin atas produk yang mereka beli.

Pemerintah, lanjutnya dapat memberi jaminan kepada masyarakat bahwa produk yang dipasarkan layak untuk dikonsumsi. Dengan demikian, konsumen dapat mengkonsumsi produk dengan lebih nyaman dan membantu meningkatkan pemasukan negara. Bahkam, emerintah menjadi jembatan kepada konsumen untuk mengkomunikasikan informasi mengenai produk konsumsi. "Konsumen pun bisa mendapatkan pengetahuan mulai dari bahan yang digunakan, proses pengemasan, hingga kandungan yang ditampilkan pada kemasan produk," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan indikator Good Manufacturing Practice yang Baik bila ada komitmen yang Sama dari Seluruh Pihak. Dimana proses produksi yang baik akan membuahkan hasil produksi yang berkualitas. Pada proses produksi ini kerja sama setiap pihak diperlukan. Visi, misi, dan komitmen yang selaras akan mendukung terwujudnya proses produksi yang diharapkan.

Baca Juga: Ahli Matematika Ini Ramalkan Harga Bitcoin Naik 10 Kali Lipat dari Sekarang

"Lalu Tim yang Saling Mendukung Selain kesamaan komitmen, setiap pihak di dalam perusahaan juga perlu memiliki saling mendukung satu sama lainnya. Untuk bisa mencapai indikator ini, maka setiap pihak perlu memahami tanggung jawab yang dimilikinya secara menyeluruh. Lalu ada swtandar Mutu dan Kualitas. Pada dasarnya, standar mutu dan kualitas produksi tidak hanya fokus pada barang yang akan diproduksi. Lebih dari itu, adanya epatuhan dalam Standard Good Manufacturing Practices," pungkasnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB

Ditutup Danrem, TMMD Satukan TNI dan Rakyat

Jumat, 7 November 2025 | 19:36 WIB
X