Krjogja.com - GUNUNGKIDUL - Festival Cokelat Nglanggeran 2025 kembali meramaikan kawasan Embung Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, dengan rangkaian kegiatan menarik yang digelar Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY. Salah satu acara yang menjadi sorotan adalah lomba olahan cokelat, yang berlangsung pada Minggu (20/7/2025) sebagai bagian dari rangkaian festival bertema "Cokelat Lokal Berdaya Saing Global". Acara ini berkolaborasi dengan event Geopark Night Specta Vol. 7.0 dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, didukung penuh dana keistimewaan DIY.
Kabid Perkebunan DPKP DIY, Haniah Anna Susanti, SP, menjelaskan bahwa festival tahun ini menghadirkan tiga jenis kompetisi, yaitu lomba kebun, lomba uji mutu dan citarasa biji kakao, serta lomba olahan cokelat. "Untuk lomba kebun, ada 12 kelompok tani dari Kabupaten Gunungkidul. Sementara lomba uji mutu diikuti 15 kelompok tani dari Kulonprogo, Bantul, dan Gunungkidul. Adapun lomba olahan cokelat diikuti oleh 30 peserta dari seluruh DIY, termasuk kelompok tani, PKK, katering, hingga pelaku usaha cokelat," jelasnya.
Lomba olahan cokelat ini bertujuan mempromosikan beragam produk olahan kakao hasil kreativitas masyarakat DIY, khususnya cokelat dari kawasan Nglanggeran. Menurut Haniah, kegiatan ini juga diharapkan menjadi ajang komunikasi antara produsen biji kakao fermentasi dan pelaku usaha pengolahan cokelat di DIY. "Melalui festival ini, kami ingin produk cokelat DIY, terutama cokelat dari Nglanggeran semakin dikenal masyarakat luas," ujarnya.
Dewan juri lomba olahan cokelat terdiri dari akademisi, praktisi, dan perwakilan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Penilaian meliputi semua tahapan proses mulai pengolahan hingga penyajian, termasuk kreativitas, dan aspek sanitasi. Semua bahan yang digunakan peserta wajib berasal dari kakao Nglanggeran.
Setelah melalui penjurian ketat, juara pertama diraih oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan produk "Swarna Choco Bonbons". Posisi juara kedua ditempati Nan's Cookies dengan kreasi "Sang Gathotkaca Nglanggeran", sedangkan juara ketiga diraih SMKN 1 Sewon melalui "Choco Truffle Mochi Matelo". Selain itu, juara harapan pertama diraih KTNA Bantul dengan produk "Choco Stick", dan juara harapan kedua dimenangkan oleh UMKM Gambiran dengan "Tres Leches Chocolate Mocaf Cake". Total hadiah yang disiapkan mencapai Rp21 juta, beserta piala Gubernur DIY.
Baca Juga: Puncak Hari Jadi Ke- 194 Kabupaten Bantul Disampaikan Nawolo Bupati Sebagai Semangat Membangun
Dalam festival ini juga digelar talkshow mengenai hilirisasi produk cokelat dengan menghadirkan narasumber dari akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan praktisi industri cokelat. Tak hanya itu, pengunjung festival juga dihibur penampilan band lokal dan seni tradisional yang menambah kemeriahan acara, sekaligus memberi ruang kolaborasi bagi pelaku UMKM.
Haniah menambahkan bahwa produk-produk hasil lomba diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi UMKM sebagai produk unggulan dan oleh-oleh khas kawasan wisata DIY. "Kami ingin produk dari hasil lomba ini dapat dipasarkan secara luas, sekaligus mendukung potensi pariwisata di DIY, khususnya Gunungkidul," tuturnya.
Lebih lanjut, Haniah menyoroti tantangan di sektor perkebunan kakao Nglanggeran. Menurutnya, sebagian besar tanaman kakao di Nglanggeran sudah berusia di atas 25 tahun sehingga memerlukan peremajaan. "Kami berharap ada dukungan dari pemerintah dalam hal pemeliharaan serta saranpenyediaana dan prasarana agar produktivitas kakao meningkat," kata Haniah.
Baca Juga: Beras Oplosan Bikin Masyarakat Rugi Rp 100 T, Masyarakat Perlu Penjelasan Pemerintah
Festival yang berlangsung sejak 18 Juli ini menjadi bukti sinergi antara pemerintah, petani, pelaku UMKM, dan sektor pariwisata. Dengan semangat kolaborasi, Festival Cokelat Nglanggeran 2025 diharapkan mampu mengangkat citra cokelat lokal DIY khususnya cokelat Nglanggeran ke tingkat nasional bahkan internasional. (Dev)