FKY 2025 Resmi Dibuka, Tumbuhkan Semangat Kemandirian dan Kearifan Lokal

Photo Author
- Minggu, 12 Oktober 2025 | 16:45 WIB
Peserta festival menuju lapangan Logandeng dari Pasar Siyono Playen. (Dedy EW)
Peserta festival menuju lapangan Logandeng dari Pasar Siyono Playen. (Dedy EW)

Krjogja.com - WONOSARI - Ratusan peserta mengikuti pawai Rajakaya Festival Kebudayaan Yogyakarta 2025 dari Pasar Hewan Siyono menuju Lapangan Logandeng Playen Gunungkidul, Sabtu (11/10/2025). FKY 2025 dibuka Sekda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti mewakili Gubernur DIY.

FKY tahun ini mencerminkan karakter masyarakat Gunungkidul yang tangguh dan mandiri di tengah jarak geografis dari pusat pemerintahan.

Baca Juga: Viral Video Salip Mobil Sultan HB X, Begini Penjelasan Stafsus AHY

“Adoh Ratu, Cedhak Watu bukan sekadar permainan kata, melainkan cermin realitas, masyarakat Gunungkidul mampu menumbuhkan keseimbangan antara hormat dan mandiri, antara patuh dan berdaya. Jarak bukan pemisah, tetapi ruang untuk tumbuh,” kata Ni Made saat membacakan sambutan Gubenur DIY.

Mengusung tema “Adoh Ratu, Cedhak Watu”, FKY 2025 menghadirkan semangat kemandirian dan kearifan lokal masyarakat Gunungkidul yang tetap berakar pada tradisi, namun terbuka terhadap perkembangan zaman.

Pembukaan FKY dihadiri oleh Sekda Kabupaten Gunungkidul, Sri Suhartanta, Forkopimda DIY-Gunungkidul, Kepala Dinas Kebudayaan DIY dan undangan. “ FKY harus menjadi ruang pertemuan antara tradisi dan modernitas, antara rakyat dan kekuasaan, serta antara pusat dan pinggiran.

Baca Juga: TPAKD DIY Terbaik Jawa–Bali, Sultan HB X Tekankan Pentingnya Akuntabilitas Publik

“Dari Gunungkidul kita belajar bahwa kemajuan tidak harus menjauh dari akar. Modernitas tidak perlu memutus tradisi, dan kreativitas justru tumbuh dari kedekatan dengan kehidupan nyata,” ujarnya.

Pelaksanaan Pawai Rajakaya diikuti sekitar 800 peserta dari lima kabupaten/kota di DIY menjadi penanda dimulainya FKY 2025. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi menuturkan, FKY 2025 bukan sekadar festival, melainkan ruang pertemuan pengetahuan dan inovasi budaya.

Melalui program seperti Pawai Rajakaya, Pasaraya Adat, Pawon Hajat, Rembug FKY, dan Jelajah Budaya, masyarakat diajak melihat bahwa adat dan tradisi tidak berhenti pada ritual, tetapi menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran lintas generasi,” jelasnya. (Ded)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB

Ditutup Danrem, TMMD Satukan TNI dan Rakyat

Jumat, 7 November 2025 | 19:36 WIB
X