Krjogja.com - WONOSARI - Hujan yang turun disaat musim kemarau ini membuat para petani di Gunungkidul mengalami kerugian. Salah satunya di wilayah Petir, Kapanewon Rongkop yang mengeluh, karena panen ketela menjadi gaplek harganya anjlok.
“ Hujan yang turun di musim kemarau ini membuat panen ketela menjadi gaplek membusuk. Harganya menjadi anjlok. Petani berharap adanya perhatian maupun solusi dari pemerintah,” kata Wardoyo salah satu petani di Petir Rongkop, Rabu (06/08/2025).
Diungkapkan, harga gaplek ketika situasi normal bisa mencapai Rp 2.500 hingga Rp 3.000 lebih. Namun saat ini karena dampak adanya hujan di musim kemarau menyebabkan gaplek busuk dan hanya mampu dijual antara Rp 500 hingga 1.500 per kilogram.
“ Hujan yang turun secara tiba-tiba setelah panas terik membuat ketela gagal dikeringkan sempurna. Tak hanya soal kualitas, kerugian juga datang dari sisi harga. Ketela yang diolah menjadi kaplek atau gaplek justru menyusut beratnya dan berubah warna. Sudah busuk, sudah hitam. Beratnya pun turun banyak,” imbuhnya.
Melihat kondisi yang dialami petani, anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Totok Daryanto, yang sedang melakukan jaring aspirasi di Petir menyampaikan keprihatinannya. Karena melihat kondisi petani secara langsung yang mengalami gaplek membusuk. Bahkan harga kapleknya sekarang anjlok, paling tinggi Rp 1.500. Padahal dulu bisa sampai Rp 3.000.
“ Harapannya laporan dari para petani ini bisa sampai ke kementerian terkait, bahkan ke Presiden. Karena hal ini penting mendukung ketahanan pangan nasional,” jelasnya.(Ded)