Krjogja.com - GUNUNGKIDUL - Kelompok Sadar Wisata Dewi Purbo di Kalurahan Pucung, Girisubo, Gunungkidul, kini memiliki sarana baru untuk mendukung pengembangan kawasan wisata.
Berkat pendampingan tim pengabdian masyarakat dari Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI), Universitas Akprind Indonesia dan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta, Dewi Purbo yang dipimpin Eko Sujarno ini menerima fasilitas berupa lampu penerangan jalan bertenaga surya, mesin pemotong rumput dan tandon air berkapasitas 5.000 liter.
Tim pengabdi terdiri dari Edi Iskandar dan Heru Agus Triyono (UTDI), Ferhadius Endi (STIPRAM Yogya) dan Yuli Purwanto (Universitas Akprind Indonesia). Tim ini menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan bagi desa wisata.
Ketua tim, Edi Iskandar, Kamis (18/9/2025) memaparkan, pengembangan wisata berbasis masyarakat harus ditopang infrastruktur memadai. "Dengan adanya fasilitas dasar, Desa wisata bisa lebih fokus pada kreativitas dan inovasi paket wisata yang berdaya tarik tinggi,” katanya.
Edi menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari program hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kemdiktisaintek anggaran tahun 2025 melalui skema Pemberdayaan Desa Binaan.
Baca Juga: Van Gastel Ungkap Kondisi Terkini Donny Warmerdam, Absen Bela PSIM Beberapa Bulan
"Dukungan pendanaan tersebut memungkinkan tim pengabdi menghadirkan sarana prasarana yang benar-benar dibutuhkan masyarakat untuk memperkuat daya tarik wisata desa," sebut Edi.
Selain meningkatkan kenyamanan wisatawan, keberadaan fasilitas baru ini juga diharapkan mendorong kesadaran warga sekitar untuk lebih aktif menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan tren wisata berkelanjutan yang kini semakin diminati.
Menurut Eko Sujarno, fasilitas tersebut sangat membantu aktivitas Dewi Purbo menjaga dan mengelola lingkungan wisata.
Penerangan yang memadai membuat kawasan lebih aman di malam hari, mesin pemotong rumput membantu menjaga kerapian area, sementara tandon air menjadi solusi penting untuk kebutuhan fasilitas umum. Ini bukan hanya soal sarana fisik, tapi juga semangat baru bagi kami untuk mengelola wisata desa lebih serius,” pungkasnya. (Sal)