Krjogja.com - MADINAH - Pemerintah tengah menjajaki penggunaan tanda pengenal berbasis teknologi seperti Global Positioning System (GPS) pada jemaah haji Indonesia khususnya lanjut usia (lansia) sehingga memudahkan pencarian jika tersesat atau terpisah rombongan.
"Termasuk tanda bagi lansia, saya kira belum memadai dan representatif, sudah waktunya diberi penanda-penanda berbasis TI (teknologi informasi)," kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy saat meninjau Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah di Madinah, Sabtu (3/6/2023).
Dari sisi petugas haji sudah cukup baik dengan dibentuk posko terpadu seperti penanganan saat mudik Lebaran. "Di situ ada TNI, Polri, tenaga kesehatan, pembimbing dari Kementerian Agama, ada wartawan, ini penting," Ujarnya.
[crosslink_1]
Jemaah haji Indonesia banyak lupa jalan pulang ke hotel di sekitar Masjid Nabawi, Madinah terutama usai salah Jumat (28/5/2023). Mayoritas jemaah tersesat karena tidak menghapal pintu masuk Masjid Nabawi dan tidak menghapal hotel lokasi menginap jemaah. Begitu halnya di Masjidil Haram, Makkah, banyak jemaah haji tersasar karena lupa pintu masuk dan keluar, sehingga kesulitan ke hotel.
Kementerian Agama (Kemenag) pada tahun ini memperkenalkan kartu merah putih yang digunakan jemaah haji. Kartu merah putih berisikan barcode yang bisa di-scan oleh aplikasi Haji Pintar petugas. Barcode tersebut berisi nama lengkap, asal jemaat, alamat hotel, sektor tinggal hingga nomor kontak ketua rombongan dan kloter.(ati)
Keterangan Foto