Krjogja.com - MAKKAH - Seluruh jemaah dari berbagai negara, termasuk jemaah haji Indonesia, saat ini bersiap menuju Arafah untuk menjalani rangkaian puncak haji. Mulai tanggal 8 Zulhijah 1445 H atau Jumat (14/6), secara bergelombang jemaah akan dimobilisasi ke Arafah dari hotel tempat mereka menginap dengan bus-bus yang telah disiapkan.
Untuk kesiapan tersebut, digelar Rapat Kesiapan yang diikuti para Ketua Sektor dan Pos di Makkah, Kamis (13/6). Rapat dipimpin langsung Direktur Bina Haji Kementerian Agama, Arsyad Hidayat. Rapat untuk memastikan kesiapan para petugas dalam agenda penting, pelaksanaan puncak ibadah haji.
Terkait dengan pembagian penanganan jemaah, Kemenag telah membagi kelompok, yakni jemaah yang disafariwukufkan, kelompok murur dan jemaah mandiri.
Baca Juga: Inovasi Baru Kemenag: Jemaah Haji 2024 Dapat Layanan Konsumsi Penuh di Makkah
"Bagi jemaah lansia non mandiri dan disabilitas yang akan disafariwukufkan, sehari sebelum pendorongan ke Arafah telah ditempatkan di hotel transit," terang Anggota Media Center Kementerian Agama dalam keterangan resmi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Sebelum naik bus, petugas akan melakukan pemindaian kartu pintar (smart card) yang diterbitkan Pemerintah Arab Saudi sebagai tiket masuk kawasan Armuzna. “Kartu tersebut akan dipindai oleh petugas sebelum naik bus. Karenanya, pastikan Smart Card dan identitas pribadi lainnya tersimpan dengan aman di tas khusus dan mudah diambil saat akan dilakukan pemindaian,” kata Widi, Kamis (13/6).
Baca Juga: Kisah Humanis dan Inspiratif Sosok Pendiri Astra
Persiapan Sebelum Berangkat ke Arafah
Widi berpesan, sebelum keberangkatan, jemaah sudah harus menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa dan dibutuhkan selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Jemaah tidak perlu membawa koper besar atau tas kabin karena berpotensi menyulitkan pergerakan di Armuzna.
“Cukup membawa tas berisi pakaian ganti untuk tiga hari, kain ihram cadangan bagi laki-laki, handuk, peralatan mandi, dan perlengkapan pribadi lainnya,” pesannya.
Selain itu, Widi juga mengingatkan untuk membawa obat, vitamin, alat pelindung diri seperti payung, masker, dan alat semprot air. “Jangan membawa bantal atau selimut, kecuali bantal leher,” tambahnya.
Di Arafah, jemaah haji Indonesia akan ditempatkan di 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Setiap tenda dilabeli stiker asal jemaah dengan warna-warna dan identitas yang mudah dikenali. “Tenda-tenda tersebut dilengkapi AC, kasur, dan selimut,” ujar Widi.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, telah mengecek fasilitas akomodasi di Muzdalifah dan Mina. Tahun ini, pihak Masyariq menyiapkan tenda model baru di Arafah dengan kapasitas maksimal 30.000 jemaah. Tenda baru ini memiliki atap yang lebih menyerap panas dan dinding hard PVC yang menyerap panas lebih baik. Tenda juga dilengkapi magnetic charger untuk pengisian daya ponsel.
“Penambahan fasilitas tenda ini merupakan ikhtiar agar jemaah dapat menjalani prosesi wukuf dengan nyaman dan khusyuk,” tuturnya.
Penambahan Fasilitas Toilet dan Kesiapan di Mina
Di Mina, pihak Masyariq membangun sejumlah toilet baru, terutama di Muzdalifah. Seluruh tenda di Mina dilengkapi AC, kasur, selimut, dan sarana pendukung lainnya seperti tenda kesehatan haji dan dapur. “Kesiapan fasilitas tersebut sangat penting untuk mendukung kenyamanan jemaah,” ucap Widi.