Krjogja.com - MAKKAH- Pelaksanaan prosesi ibadah haji tahun 2024 hingga hari ketiga, Senin (17/6/2024), berjalan dengan lancar berkat penerapan skema murur yang dicanangkan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Skema ini dinilai sangat efektif dalam memastikan pelaksanaan lempar jumrah sesuai target waktu, tanpa hambatan berarti.
Antusiasme jemaah haji dalam melaksanakan lempar jumrah sangat tinggi, termasuk pada hari Senin ini. Meski begitu, bagi para lansia yang memiliki keterbatasan fisik atau jemaah yang sedang sakit, prosesi lempar jumrah dapat digantikan oleh orang lain (badal).
Baca Juga: Prof Edy Suandi Hamid : Aktualisasi Laku Nabi Ibrahim Sejahterakan Umat
Terkait pelaksanaan mabit (bermalam) di Muzdalifah dan pemberangkatan jemaah haji Indonesia 1445 Hijriah dari Muzdalifah menuju Mina, semua berjalan sesuai skema yang ditetapkan. Hal ini menjadi bukti keberhasilan para petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Seluruh jemaah berhasil diberangkatkan ke Mina sebelum pukul 08.00 pagi, berbeda dari pelaksanaan haji tahun lalu di mana jemaah Indonesia masih berada di Muzdalifah hingga siang hari.
Kepala Satuan Operasional Armuzna, Harun Al Rasyid, menyatakan bahwa skema pemberangkatan tahun ini berjalan optimal berkat komitmen pihak masyarik yang mempercepat pendorongan jemaah dari Muzdalifah ke Mina. "Ini prestasi luar biasa dari pemerintah karena sukses bekerja sama dengan pihak Masyarik. Ini harus menjadi pedoman untuk pelaksanaan tahun-tahun berikutnya," ujar Harun usai sterilisasi lokasi Muzdalifah, Minggu (16/6/2024).
Baca Juga: Jokowi Targetkan Proyek pengendalian Rob Tambak Lorok selesai Agustus
Tahun ini, pihak masyarik juga menambah jumlah armada bus untuk memastikan jemaah Indonesia tidak harus menunggu hingga siang hari. "Itu sesuai dengan koordinasi pimpinan kita dengan pihak Masyarik. Ini respon yang sangat baik dari pihak Masyarik dengan menambah bus," tambahnya.
Skema murur, yang pertama kali diterapkan oleh PPIH Arab Saudi, dinilai sangat efektif dalam mendorong jemaah dari Arafah menuju Muzdalifah lalu ke Mina. Hal ini mampu mengantisipasi keterlambatan jemaah saat berangkat dari Muzdalifah menuju Mina. "Skema murur sesuai instruksi pimpinan sangat menggembirakan dan bisa dipertahankan. Skema ini berdampak positif saat perjalanan dari Arafah ke Muzdalifah dan lanjut ke Mina," kata Harun.
Baca Juga: Idul Adha Momen Teguhkan Kesetiakawanan Sosial
Sementara itu, Kepala Sektor 1 Satgas Armuzna, Ibrahim Basyir, memastikan bahwa estimasi waktu pendorongan jemaah dari Muzdalifah ke Mina sesuai dengan skenario. Meskipun di awal pemberangkatan terjadi antrian panjang di Mina, hal tersebut dapat diatasi dengan penambahan armada bus dari pihak Masyarik. "Alhamdulillah, pemberangkatan jemaah di sektor satu dari maktab 10 sampai 16 berjumlah 24.750 jemaah. Kendala jumlah bus di awal dapat diatasi dengan penambahan unit bus. Kloter terakhir berangkat pada pukul 07.30 Waktu Arab Saudi," ungkap Ibrahim Basyir, yang akrab disapa Baim.
Keberhasilan skema murur ini memperkuat upaya pendorongan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina tepat waktu. Lebih dari 55 ribu jemaah Indonesia mengikuti skema murur saat berangkat dari Arafah ke Muzdalifah, di mana mereka hanya melintas tanpa harus turun dari bus pemberangkatan. Keberhasilan ini menjadi catatan penting dan dapat dijadikan pedoman untuk pelaksanaan ibadah haji di masa mendatang. (Jon)