Krjogja.com - JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengusulkan kepada pemerintah Arab Saudi agar memberikan kuota tambahan bagi petugas haji Indonesia. Usulan ini bertujuan agar jemaah haji Indonesia dapat lebih mudah berkomunikasi dan mendapatkan pelayanan dari sesama warga negara Indonesia (WNI) selama menjalankan ibadah haji.
"Kami sedang melobi agar Saudi Arabia memberikan kebijakan khusus kepada Indonesia dengan menambah kuota petugas haji. Prinsip kami, lebih baik jemaah haji Indonesia dilayani oleh orang Indonesia sendiri daripada petugas dari Saudi," ujar Nasaruddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Menag menyoroti kendala bahasa yang sering dialami jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. Mayoritas jemaah tidak menguasai bahasa Arab, sehingga kesulitan berkomunikasi dengan petugas haji setempat, terutama dalam situasi darurat seperti tersesat atau sakit. "Jemaah kita kebanyakan tidak bisa bahasa Arab, sementara petugas Saudi juga tidak bisa bahasa Indonesia. Ini jadi kendala besar," tambahnya.
Baca Juga: Indonesia Tuai Apresiasi Saudi atas Pengelolaan Haji yang Profesional dan Humanis
Tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000 orang, terdiri dari 203.320 jemaah reguler dan 17.680 jemaah khusus. Namun, kuota petugas haji hanya sebanyak 2.210 orang, jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 4.200 orang. Menag berharap tambahan kuota petugas ini juga akan membantu kelancaran tugas petugas haji dari Arab Saudi.
Terkait respons dari pemerintah Arab Saudi, Nasaruddin mengungkapkan bahwa pihaknya masih terus melakukan pendekatan dan berharap ada keputusan positif dalam waktu dekat. "Kami terus berupaya melobi, Insya Allah dalam waktu dekat akan ada kabar baik. Kami juga akan segera ke Saudi Arabia untuk mengecek semua persiapan," ujarnya.
Dengan jumlah jemaah haji yang sangat besar, Menag berharap tambahan kuota petugas dapat memastikan pelayanan lebih optimal bagi jemaah Indonesia. "Kami ingin memberikan pelayanan terbaik, karena haji adalah perjalanan ibadah yang panjang dan membutuhkan pendampingan maksimal," tutupnya. (*)