Selama di Mekkah, ia juga menyaksikan bagaimana semangat kebersamaan antarjamaah Indonesia begitu terasa. “Dari yang muda sampai yang sepuh, saling bantu, saling tunggu. Ada rasa menjadi satu keluarga besar Indonesia di Tanah Suci,” katanya.
Sri Mulyono juga mengaku banyak belajar tentang ketulusan dan kesabaran selama menjalani proses haji. “Kita diuji fisik, diuji kesabaran, diuji keikhlasan. Tapi di balik semua itu, ada ketenangan luar biasa yang tidak bisa diukur dengan apapun,” ujar Sri Mulyono bersama istri tergabung dalam KBIHU Multzam Bantul bimbingan Ustadz Agus Pitono.
Ia percaya bahwa setiap momen dalam ibadah haji membawa makna dan hikmah. Bahkan saat menunggu giliran di lift hotel atau di antrean bus pun menjadi ladang pahala, asalkan dijalani dengan ikhlas.
Perjalanan ini belum selesai. Masih banyak rangkaian ibadah yang menanti. Namun bagi Albertus Sri Mulyono, langkah-langkah awalnya sudah cukup untuk membuktikan bahwa iman sejati dibangun di atas kesungguhan, bukan asal lahir.
Di tengah hiruk-pikuk dunia, kisahnya menjadi pengingat: bahwa cinta, keyakinan, dan keberanian bisa membawa seseorang menembus batas, hingga ke tanah paling suci di muka bumi. Tanah yang kini menjadi saksi lahirnya kembali seorang hamba yang menemukan jalan pulangnya.(*)