internasional

Tensi Perang Dagang Memanas, Tiongkok dan AS Saling Kenakan Tarif Baru pada Kapal Pelayaran

Selasa, 14 Oktober 2025 | 21:30 WIB
Ilustrasi perang dagang Amerika dan China. (Freepik)

Krjogja.com – Ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, meningkat tajam setelah kedua negara mulai memberlakukan pungutan pelabuhan baru terhadap kapal-kapal satu sama lain pada Selasa.

Langkah ini, yang dilakukan Tiongkok sebagai balasan atas kebijakan discriminative Washington, berisiko menambah biaya signifikan bagi industri pelayaran global dan memperkeruh upaya de-eskalasi yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Setelah Viral dengan Mahar Cek Rp 3 Miliar, Terungkap Masa Lalu Mbah Tarman: Pernah Dipenjara karena Kasus Samurai Rp 20 T

Tiongkok mengumumkan bahwa pungutan baru ini bertujuan untuk menjaga industri pelayarannya dari praktik diskriminatif AS. Pungutan tersebut dikenakan pada kapal yang dimiliki, dioperasikan, dibangun, atau berbendera AS, tetapi mengecualikan kapal yang dibangun Tiongkok.

Langkah ini adalah pembalasan langsung atas biaya serupa yang diterapkan AS terhadap kapal Tiongkok, yang menurut Washington bertujuan mendukung perusahaan pelayaran Amerika.

Dalam aksi balasan, kapal yang terkait dengan AS dan berlabuh di pelabuhan Tiongkok kini dikenakan biaya sebesar 400 yuan (sekitar $56) per net tonne, menurut media pemerintah Tiongkok, CCTV.

Baca Juga: Jogja Sumuk Banget! Apakah Gunung Merapi Jadi Penyebabnya?

Besaran pungutan ini disesuaikan dengan biaya pelabuhan yang dikenakan oleh Washington dan juga berlaku untuk kapal yang dioperasikan oleh perusahaan AS atau kapal di mana perusahaan Amerika memiliki saham minimal 25%.

Eskalasi Tarif dan Ancaman Trump

Pemberlakuan tarif pelabuhan ini menambah daftar ketegangan perdagangan. Pekan lalu, Beijing telah mengumumkan pungutan ini bersamaan dengan langkah pengetatan kontrol pada ekspor logam tanah jarang (rare earth).

Menanggapi hal tersebut, Presiden AS, Donald Trump, segera merespons dengan ancaman mengenakan tarif tambahan 100% pada produk Tiongkok.

Selain biaya pelabuhan, pada hari yang sama, AS juga mulai memberlakukan tarif baru pada barang impor seperti kayu olahan, lemari dapur, dan furnitur berlapis kain, yang sebagian besar berasal dari Tiongkok.

Analis kargo, Claire Chong, memperkirakan bahwa kapal yang mengangkut kargo curah kering seperti batu bara dan bahan mentah lainnya dapat menghadapi biaya pelabuhan hingga $3 juta mulai hari ini.

Biaya ini diproyeksikan akan terus meningkat. Menurut CCTV, pungutan Tiongkok akan naik setiap tahun, mencapai 1.120 yuan per net tonne pada April 2028. Pada tahun 2028, Chong memperkirakan kapal terbesar yang membawa hampir 200.000 ton kargo curah kering dapat menghadapi biaya lebih dari $10 juta.

Halaman:

Tags

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB