SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo melakukan langkah penanganan pencegahan tanah longsor disejumlah wilayah rawan di perbukitan meliputi Kecamatan Bulu dan Weru dengan memperbanyak penanaman akar wangi atau Vetiver. Penanaman pohon keras dan buah juga dilakukan sebagai sumber bahan pangan kawanan kera liar yang tinggal di hutan perbukitan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto, Minggu (6/3/2022) mengatakan, BPBD Sukoharjo sebelumnya sudah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana alam di Kabupaten Sukoharjo. Hasil dari pemetaan tersebut kemudian ditindaklanjuti bersama petugas terkait lainnya dengan melakukan antisipasi pencegahan bencana alam.
Dalam pemetaan wilayah rawan bencana alam masing-masing desa, kelurahan dan kecamatan memiliki kerawanan sendiri. Khusus untuk kerawanan tanah longsor terjadi di wilayah perbukitan atau geografis tanah tinggi seperti di Kecamatan Bulu dan Weru.
Di dua kecamatan tersebut beberapa desa masuk wilayah rawan bencana alam tanah longsor. BPBD Sukoharjo sudah sejak lama melakukan upaya pencegahan dengan melibatkan petugas terkait seperti pembangunan fisik seperti talud. Selain itu juga penanaman tanaman keras dan buah.
"Terbaru kami menanam akar wangi atau Vetiver. Rintisannya sudah dilakukan sejak tahun 2020 dan 2021 lalu. Di tahun 2022 ini rencananya akan kami perbanyak," ujarnya.
Penanaman akar wangi dipilih karena memiliki kemampuan menahan erosi tanah. Tanaman tersebut dimanfaatkan untuk membantu pencegahan tanah longsor dibeberapa desa di Kecamatan Bulu dan Weru.
BPBD Sukoharjo bersama petugas terkait lainnya sudah banyak melakukan penanaman akar wangi atau Vetiver. Petugas juga melibatkan warga untuk membantu penanaman dan pembibitan.
"Akar wangi atau Vetiver ini mudah diperbaiki dan kami libatkan warga. Nantinya akar wangi atau Vetiver yang diperbanyak warga bisa ditanam dibeberapa titik lainnya," lanjutnya.
Warga juga dilibatkan untuk membantu perawatan dan pengawasan. Sebab keberadaan tanaman akar wangi atau Vetiver sangat bermanfaat mencegah tanah longsor.
"Penanaman akar wangi atau Vetiver sebagai salah satu upaya pencegahan tanah longsor. Kami juga tetap menanam tanaman keras dan buah dengan melibatkan pihak terkait," lanjutnya.
Penanaman akar wangi atau Vetiver di Kabupaten Sukoharjo sebelumnya juga pernah dilakukan dibeberapa lokasi disepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Keberadaan tanaman tersebut dimaksudkan untuk mencegah erosi tanah.
Sri Maryanto menambahkan, BPBD Sukoharjo juga menanam tanaman keras dan buah di wilayah perbukitan. Penanaman dimaksudkan untuk mencegah tanah longsor sekaligus menyediakan bahan pangan bagi kawanan kera liar.
"Saat musim kemarau atau stok makanan di bukit habis maka kawanan kera liar turun dan menjarah hasil kebun warga. Antisipasi kami lakukan dengan menanam tanaman buah dan sudah dibantu beberapa pihak," lanjutnya.
Sementara itu, curah hujan akan terus mengalami peningkatan hingga akhir Maret dan diperkirakan berakhir awal April mendatang. Masyarakat diingatkan untuk mewaspadai bencana alam karena memasuki peralihan cuaca hujan ke kemarau. Kondisi di Kabupaten Sukoharjo sendiri masih terkendali dan belum ditemukan kejadian bencana besar.