Kemendikbudristek Gandeng BKKBN Atasi Stunting

Photo Author
- Senin, 7 Februari 2022 | 22:31 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mengatasi persoalan stunting di Indonesia.

Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek, Nizam mengatakan persoalan stunting atau gagal tumbuh pada anak bukan hanya masalah kecukupan gizi, namun juga dipengaruhi masalah akses air bersih dan kualitas bahan pangan.

"Stunting itu tidak hanya masalah gizi, tapi juga masalah air bersih, masalah akses bahan pangan, kualitas pangan, keluarga, pernikahan," kata Nizam dalam Seremoni Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Ditjen Diktiristek dengan BKKBN, secara virtual, Senin (7/2/2022).

Menurut Nizam, persoalan tingginya angka stunting dapat diturunkan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi yang merupakan kumpulan para pakar sehingga memerlukan pendekatan multidimensional.

"Para pakaryang terdiri dari berbagai macam ilmu sehingga sangat penting dalam penurunan angka stunting. Aspeknya luas dan membutuhkan pendekatan multidimensional," ujar Nizam.

Ia menyebut mahasiswa juga dapat terlibat mengentaskan masalah stunting. Dalam Tri Darma Perguruan Tinggi, lanjut Nizam, mahasiswa harus turun menyelesaikan masalah masyarakat termasuk stunting.

"Saat ini kita punya Kampus Merdeka yang di dalamnya kampus tidak hanya ruang kelas. Tapi, di luar kelas, mahasiswa menjadikan semua yang dihadapannya adalah perpustakaan, laboratorium sehingga mahasiswa mengasah kompetensinya dan mempraktikkan ilmunya di masyarakat," jelas Nizam.

Sementara itu, Plt Sekretaris Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek, Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan bersama dengan BKKBN, diharapkan mampu mendorong peran mahasiswa di masyarakat.

"Kerja sama dengan BKKBN ini memiliki tujuan penting yaitu meningkatkan partisipasi mahasiswa dan dosen untuk menuntaskan stunting di penjuru Indonesia," kata Tjitjik.

Pelibatan mahasiswa dan dosen itu, lanjut Tjitjik, sebagai pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sebab, mahasiswa dan dosen turut dalam pembangunan kependudukan di masyarakat.

"Dimana program ini melaksanakan pembangunan kependudukan, keluarga berencana, dan stunting itu sendiri, ini mencakup implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi," ungkapnya.

Program Kemendikbudristek bersama BKKBN untuk menurunkan stunting ini telah dirancang hingga lima tahun ke depan. Sehingga, menurut Tjitjik, akan dievaluasi setiap tahunnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X