KRjogja.com - YOGYA - Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta menggelar Asia-Pasific Partnership on Health and Nutrition Improvement (APHNI) ke 5. APHNI merupakan agenda tahunan yang rutin digelar oleh Fakultas Kesehatan Alma Ata Yogyakarta.
Pada konferensi internasional tersebut, UAA sengaja menghadirkan pembicara dari luar negeri, seperti Amerika, Taiwan, Thailand, Filipina, dan Malaysia.
"Tema yang diambil memang selalu seputar kesehatan, saat ini fokus pentingnya adalah untuk mengenali pentingnya nutrisi yang akan diberikan kepada masyarakat, guna mewujudkan manusia yang sehat secara keseluruhan," ujar Rektor Universitas Alma Ata Yogyakarta, Prof. dr. H Hamam Hadi, MS, Sc.D, Sp.GK, Rabu (25/10/2023).
Baca Juga: Indonesia Dukung Penyaluran Bantuan Bebas Hambatan ke Palestina
Selain menambah pengetahuan, ia berharap mahasiswa bisa lebih banyak terlibat dalam konferensi lain, baik skala nasional maupun internasional.
Ia juga ingin gelaran APHNI selanjutnya bisa digelar secara berkelanjutan dan konsisten sehingga interaksi mahasiswa sebagai peserta dan pembicara lebih optimal.
"Keterlibatan mahasiswa diharapkan juga semakin tinggi, karena kan sudah punya pengalaman melalui konferensi ini. Tidak hanya di Alma Ata aja, tetapi juga di konferensi lainnya baik dalam dan luar negeri," ujarnya.
Strengthening Health System and Health Innovations To Improve Population Health menjadi tema yang menarik untuk didiskusikan. Harapannya konferensi ilmiah internasional tersebut memberikan manfaat bagi mahasiswa.
Baca Juga: Hujan Es dan Angin Kencang, Kantor Pemkab Sukoharjo dan Rumah Warga Rusak
"Saya berharap mahasiswa bisa menikmati konferensi ini, dan menambah ilmu serta pengetahuan mahasiswa, yang bisa digunakan untuk bekal dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik," terangnya.
Pada konferensi ilmiah tersebut, Hamam mempresentasikan terkait Upaya Menurunkan Stunting khususnya di pedesaan di Indonesia.
Saat ini stunting masih menjadi tantangan global, terutama di negara berkembang. Apalagi angka stunting di Indonesia masih tergolong tinggi. Stunting memiliki konsekuensi jangka pendek maupun jangka panjang.
"Jangka pendeknya, anak yang menderita stunting itu akan lebih mudah terkena penyakit. Jangka panjang bisa menderita penyakit kronis, seperti diabetes, obesitas, jantung, dan lainnya. Semua negara di dunia juga sedang berupaya menurunkan stunting di negaranya masing-masing," jelasnya.
Baca Juga: Wisatawan Bisa Pilih Jok Motor Nyaman Nikmati Perjalanan Gojek di Jogja
Menurut dia, sumber makanan dan apa yang dimakan oleh ibu menyusui banyak manfaat pada bayi. Bayi yang mengonsumsi ASI cukup akan terlindungi dari penyakit infeksius.Selain itu, bayi juga mempunyai respon vaksin lebih baik