KRjogja.com - SLEMAN - Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (Unjaya) mengambil langkah inovatif untuk menciptakan generasi remaja sehat dan cerdas di lingkungan sekolah. Melalui serangkaian program edukasi pencegahan anemia, kesehatan reproduksi, higiene menstruasi hingga keterampilan bantuan hidup dasar (BHD), Tim PkM Unjaya hadir, Rabu 16 Oktober 2024, untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Kalasan di Jalan Sidokerto, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tim pengabdian terdiri atas dosen-dosen dari Program Studi (Prodi) Ilmu Keperawatan (PSIK) S-1 dan Profesi Ners Unjaya, yaitu Dwi Susanti, M.Kep., Dwi Yati, M.Kep., Khristina Dias Utami, M.PH., Masta Hutasoit, M.Kep., dan Miftafu Darussalam, M.Kep., Sp.Kep.MB., yang siap membagikan ilmu mereka kepada para siswa.
Kegiatan ini diapresiasi oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 3 Kalasan Slamet Riyadi, M.Pd., yang menyebutnya sebagai langkah penting Unjaya dalam memenuhi kebutuhan generasi muda akan pemahaman kesehatan yang komprehensif, demi terciptanya generasi yang kuat, sehat dan peduli.
Program ini memberikan dampak positif bagi siswa, seperti yang disampaikan Kirana Setiawati dan Ayumi Yasmine Abiwardani, siswi kelas 9D. Menurut mereka, informasi yang diberikan menambah wawasan pengetahuan tentang kesehatan dan keterampilan dalam menghadapi situasi darurat.
Masta Hutasoit menuturkan, Unjaya sebagai perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk memadukan keunggulan akademis dengan nilai kejuangan Jenderal Achmad Yani. "Unjaya selalu berada di garda depan untuk menghadapi tantangan demi menjaga ketahanan nasional," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Senin (28/10/2024).
Masta juga menekankan pentingnya pendekatan yang relevan dengan perkembangan remaja masa kini yang adaptif terhadap teknologi. "Media video animasi adalah alat yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan edukasi kepada remaja," ungkapnya.
Program pengabdian ini berfokus pada empat tujuan utama, yakni pertama edukasi kesehatan reproduksi yang disampaikan oleh Khristina Dias Utami. Menggunakan video animasi yang interaktif, siswa diperkenalkan pada konsep kesehatan reproduksi dan pencegahan infeksi menular seksual sejak dini. Metode ini mempermudah mereka memahami isu penting dengan cara yang relevan.
Kedua, edukasi higiene menstruasi yang dijelaskan oleh Masta Hutasoit. Para siswi didorong untuk menjaga kebersihan saat menstruasi, edukasi terkait manajemen kebersihan menstruasi dapat membantu remaja putri merawat dirinya dengan lebih baik selama siklus ini.
Ketiga, edukasi tentang anemia yang dibawakan oleh Dwiyati dan Dwi Susanti. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja, terutama siswi, akan pentingnya menjaga kesehatan dengan mencegah anemia. Para siswa diberi edukasi untuk memahami pentingnya asupan gizi dan konsumsi tablet tambah darah.
Dan, keempat, Pelatihan BHD yang diberikan oleh Miftahu Darussalam dan Ferianto, M.Kep. Program yang sangat menarik ini mengajarkan keterampilan praktis bagi siswa dan melatih kesiapan, kepekaan dan kepercayaan diri dalam menghadapi situasi darurat, seperti serangan jantung atau kecelakaan serius, dengan sigap sehingga mampu menyelamatkan nyawa. Pelatihan ini sekaligus mengembangkan rasa tanggung jawab sosial dan empati siswa.
Baca Juga: Ekonomi Kreatif
Pentingnya Edukasi Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja
Remaja merupakan masa peralihan penting dari anak-anak menuju dewasa. Pada fase ini, banyak tantangan kesehatan dan sosial yang harus dihadapi, termasuk risiko kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi tidak aman dan infeksi menular seksual (IMS), seperti human immunodeficiency virus (HIV)/acquired immune deficiency syndrome (AIDS).
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam melindungi diri pada usia ini dapat memperbesar risiko tersebut.
Centers for Disease Control (CDC) melaporkan peningkatan penyakit menular seksual seperti sifilis, gonore dan klamidia secara global sehingga edukasi kesehatan reproduksi menjadi sangat penting untuk menjaga generasi muda.