Krjogja.com - Sleman- Tim Nawasatya dari Universitas Gadjah Mada siap menjalankan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) tahun 2025. PPK Ormawa merupakan program dari Kemendikbudristek yang bertujuan meningkatkan kapasitas organisasi mahasiswa dalam menjawab persoalan nyata di masyarakat.
Setelah mengikuti proses seleksi yang panjang, akhirnya tim ini lolos mendapatkan pendanaan dari Belmawa sebesar 25 juta, dan 3 juta dari Perguruan Tinggi (PT) dengan jumlah total akhir sebesar 28 juta. Pendanaan ini nantinya digunakan selama program pengabdian berlangsung. Pengabdian akan dilangsungkan di Desa Margoagung, Seyegan, Sleman, Yogyakarta.
Anggota dari tim Nawasatya terdiri dari mahasiswa lintas jurusan di UGM yang memiliki perhatian terhadap pengembangan UMKM. Desa Margoagung terletak di Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Memiliki luas 618 Ha, dengan jumlah sekitar 10.611 jiwa dan terdiri dari 2.500 KK.
Baca Juga: Refleksi Peristiwa Heroik Perang Jawa
Secara geografis, desa Margoagung berada di ketinggian 160 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 2.800 mm/tahun dan suhu berkisar 17-39C. Topografi desa relatif datar, dengan sumber air bersih dari sumur gali/bor serta jaringan irigasi untuk pengairan lahan.
Kalurahan Margoagung memiliki potensi pada kelompok UMKM industri tahu yang sudah berjalan, tetapi masih minim dalam aspek diversifikasi produk dan pemanfaatan limbah. Tim Nawasatya UGM merasa hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan kapasitas ekonomi desa melalui program inovasi pada kegiatan pengabdian masyarakat. Tim Nawasatya mengangkat topik kewirausahaan dengan fokus pada pemberdayaan pelaku UMKM berbasis sumber daya lokal.
"Kami memilih topik ini karena melihat potensi besar dari industri tahu di Kalurahan Margoagung, Sleman. Meskipun menjadi sentra produksi tahu, pelaku usaha di daerah ini belum mengembangkan produk turunan dari tahu dan masih menghadapi kendala dalam pengelolaan limbah," ujar ketua tim pelaksana Viola saat diwawancarai pada Senin (14/7/2025).
Baca Juga: Hugo Ekitike Gabung Liverpool, Eintracht Frankfurt Terima Rekor Penjualan
Program yang diluncurkan Tim Nawasatya, yaitu Entofu "Economic Tofu Utilization for Sustainability". Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan Sentra tahu di Kalurahan Margoagung Melalui Diversifikasi Produk Berbasis Zero Waste.
Program ini menyasar para pelaku UMKM tahu yang tergabung dalam kelompok industri lokal di Margoagung. Masyarakat umum, lembaga ekonomi desa seperti BUMDes, dan mahasiswa dari organisasi kemahasiswaan (Ormawa) juga dilibatkan sebagai pendamping dan fasilitator pelatihan.
Program unggulan yang dirancang meliputi pelatihan pembuatan 7 produk olahan tahu, yaitu stik tahu, kerupuk tahu, keripik tahu, tempe gembus, abon tahu, cookies dari ampas tahu, dan nata de soya dari limbah cair. Selain itu, kegiatan ini juga mencakup pelatihan pengemasan, pemasaran digital, dan pembentukan kelompok usaha bersama.
Baca Juga: Resmi Diterjunkan, Mahasiswa KKN MIT-20 UIN Walisongo Mulai Pengabdian di Desa Mendongan
Dengan durasi 5 bulan. Program ini difokuskan pada tahap identifikasi potensi, pelatihan intensif, dan pendampingan awal.
"Kami menyusun jadwal kegiatan secara efektif, agar waktu singkat ini tetap memberikan hasil yang konkret dan berkelanjutan," ujar Aufa selaku sekretaris program ini saat diwawancarai pada Senin (14/7/2025).
Dengan adanya pengabdian masyarakat ini, hasil yang diharapkan antara lain terwujudnya Kalurahan Margoagung sebagai pusat inovasi aneka produk olahan tahu dan menjadi pusat produksi untuk desa di sekitarnya sampai terbentuknya outlet pemasaran offline dan tercantum dalam Google Maps