kampus

Pengabdian Masyarakat STIE Widya Wiwaha, Tingkatkan Daya Saing dengan Digital Marketing

Kamis, 19 September 2024 | 13:40 WIB
Anggota KT Kompitu Hijau memperlihatkan produk olahan mereka kepada Tim Pengabdian STIE WW. (Foto: Istimewa)

Krjogja.com - YOGYA - Tim dosen dan mahasiswa STIE Widya Wiwaha Yogyakarta melakukan Pengabdian Masyarakat dengan Mitra Kelompok Tani (KT) Kompitu Hijau, Kotabaru Yogyakarta.

Tim ini memberikan pelatihan dan pendampingan dalam digital marketing melalui platform e-commerce GrabMart, serta media sosial instagram dan whatsApp business.

Kegiatan yang didanai Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) ini berlangsung sejak Juni lalu hingga Desember.

Tim pengabdian beranggotakan Beta Asteria SE MM MEc Dev (ketua tim), Drs R Muhammad Subkhan MSi, Dra Sulastiningsih MSi, serta dua mahasiswa Fatkhan Renaldy dan Anang Abdillah.

Baca Juga: Mahkamah Etika Nasional Diusulkan untuk Dibentuk, Tugasnya Apa?

Tim secara berkala mendatangi KT ini untuk memantau perkembangan, sekaligus menerima konsultasi dari anggota kelompok.

Beta Asteria menjelaskan, latar belakang pengabdian ini untuk membantu KT Kompitu Hijau terutama pada pemasaran produk dan manajemen produksi.

Salah satu tantangan utama KT ini adalah terbatasnya pemasaran produk yang hanya mengandalkan grup WhatsApp dan event tertentu. Produk mereka kini dapat ditemukan di GrabMart dengan toko online bernama "Toko Kompitu Sehat".

“KT Kompitu Hijau kini mampu menjangkau pasar yang lebih luas dan menjual produk mereka secara online,” jelas Beta, Kamis (19/9/2024).

Baca Juga: Siswa MTS Al Mahalli Bantul Belajar Cermati Terorisme Bareng FKPT, Diajak Jadi Generasi Cerdas

Sejak didirikan pada masa pandemi Covid-19 (2020), lanjut Beta, KT Kompitu Hijau menunjukkan potensi luar biasa dengan mengembangkan pertanian di tengah kota.

Dengan keterbatasan aktivitas warga saat pandemi, kelompok tani ini hadir sebagai solusi ketahanan pangan. Kelompok ini memberikan alternatif solusi pangan bagi warga sekitar dengan memanfaatkan lahan kosong menjadi lahan pertanian mini yang produktif.

“Kelompok ini memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif. Mereka menanam berbagai sayuran seperti sawi hijau, pokcay, selada, dan kangkung yang bisa dipanen bergantian setiap hari,” lanjutnya.

Menurut Beta, selain pemasaran, masalah manajemen produksi juga menjadi fokus utama. Sebelum pendampingan, pengairan pertanian hanya mengandalkan sumur fasilitas umum yang jaraknya cukup jauh, sehingga seringkali kesulitan penyiraman tanaman terutama saat musim kemarau.

Baca Juga: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Wisuda 1.106 Mahasiswa, 87 Persen Lulusan Terserap di Fasilitas Layanan Kesehatan

Halaman:

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB