MAGELANG, KRJOGJA.com - Webinar gelaran DPP Taruna Merah Putih, dipimpin Ketua Umumnya Maruarar Sirait, SIP berlangsung sukses. Webinar diikuti 1000 peserta dari berbagai kalangan diseluruh Indonesia melalui zoom meeting dan lebih dari 2000 viewer mengikuti melalui chanel youtube. Webinar Nasional Taruna Merah Putih mengambil tema "Jas Merah: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah, Ciptakan Sejarah Positif Bagi Bangsa". Webinar digelar dalam rangka peringatan Bulan Bung Karno 2020.
Disampaikan Ketua DPC TMP Kabupaten Magelag, Mul Budi Santoso Selasa (30/6/2020), dalam webinar itu, sebagai Keynote Speaker, adalah Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Ir Hasto Kristiyanto, MM dengan moderator dibawakan langsung oleh Ketua Umum Taruna Merah Putih, Maruarar Sirait, SIP. Webinar ini dilaksanakan Minggu (28/6/2020) pukul 19.00-23.00 WIB kemarin. Sedang nara sumbernya, diantaranya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Ketua Umun BPP HIPMI, Mardani H. Maming, Dr Theresia Monika (Dokter yang mengembangkan terapi plasma konvalesen sebagai metode pengobatan pasien COVID-19). Kemudian Denny Siregar (Pegiat Media Sosial dan Influencer) dan I Kadek Suwisnawa Pridayana (Ketua OSIS SMA Taruna Nusantara).
"Sebagai organ sayap partai terbesar, PDI Perjuangan, TMP melihat bahwa saat ini bangsa kita minus akan semangat kebersamaan. Berbagai tindakan provokasi yang bermaksud memecah belah bangsa, kerap terjadi. Tetapi, hal ini justru menjadi kekuatan untuk merekatkan kembali semangat gotong-royong yang dicetuskan oleh founding father, Bung Karno," kata Maruarar Sirait.
Sementara Hasto Kristiyanto, dengan tegas mengatakan bahwa Pancasila adalah Rumah Kita. "Sebagai rumah yang tidak sekedar sebagai tempat tinggal, Pancasila sebagai ideologi harus tetap berdiri kokoh sebagaimana bendera merah putih yang telah berkibar dan tidak boleh turun. Saya melihat bahwa pertahanan terakhir untuk menegakkan keutuhan Pancasila adalah kader muda militan yang berwawasan kebangsaan.
Dengan bonus demografi dengan populasi terbesar di dunia, kaum muda Indonesia dituntut untuk menciptakan sejarah dan energi positif melalui penguasaan IPTEK dan inovasi kreatif. Pemuda adalah pelopor yang sadar akan tanggungjawab sebagai pilar pembangunan bangsa," katanya.
Penguasaan riset dan IPTEK tersebut, lanjut Hasto, harus terimplementasi. Hal ini ditunjukkan oleh Dr Theresia Monika yang mengembangkan terapi plasma konvalesen dalam upaya pengobatan pasien C-19. Menurut Monika, penciptaan sejarah yang positif harus didasari dengan hati yang bersih. Dokter yang sudah bekerjasama dengan puluhan Rumah Sakit di nusantara dalam rangka penerapan terapi plasma ini, mengatakan bahwa mencintai bangsa ini, harus dijiwai dalam setiap tarikan nafas yang dihembuskan.
"Saya berharap Bangsa Indonesia harus mampu menjadi leader dan promotor dalam riset dan inovasi.
Dan syarat untuk mewujudkan itu adalah karakter. Karakter yang mewujud dalam kedisplinan dan dedikasi yang tinggi," tegasnya.
Salah satu pegiat Medsos, Denny Siregar, menyatakan dengan terbuka akan kebanggaannya terhadap tiga orang pemuda yang terbukti mencetak sejarah positif bagi bangsa. Yakni, M Yamin, Soepomo dan Soekarno, yang menginspirasi Pancasila sebagai ideologi bangsa yang utuh dan integral. "Mereka adalah sosok yang mengikrarkan diri sebagai Indonesia. Sejarah bangsa Indonesia diiringi oleh konflik, drama dan air mata," katanya.
Sosok yang sudah menerima hampir 70 kali somasi karena cuitannya di Medsos ini mengatakan bahwa kegelisahan yang membuat dia tidak bisa tenang adalah aliran yang mengatasnamakan agama yang berpotensi merusak tatanan yang ada. "Indonesia adalah negara ajaib, yang memiliki 700-an suku dengan 1000-an bahasa. Bonus demografi dan budaya ini menjadi kekuatan yang tidak tertandingi dibanding dengan potensi yang dimiliki oleh negara-negara lain di dunia," ungkapnya.
Seorang tokoh Muda yang terbukti mencipta sejarah positif bagi bangsa, Mardani Maming, yang juga Ketua HIPMI, Kader TMP dan Bupati termuda dua periode di Indonesia ini mengatakan, pemuda adalah anugerah terbesar. "Menjadi pertanyaan, bagaimana pemuda-pemuda Indonesia ini dibentuk dan dipersiapkan menjadi pemimpin. Apakah ada regulasi khusus yang memungkinkan pemuda mendapat akses untuk memimpin di negara ini. PDI Perjuangan sudah terbukti melakukan hal tersebut dengan selalu mengedepankan peran pemuda dalam setiap kegiatannya politiknya, baik diranah eksekutif maupun legislatif," kata pemuda yang memiliki motto 'Jemputlah mimpimu selagi Muda' tersebut.
Sedang Ganjar Pranowo, dalam kesempatan itu mengatakan, tahapan penciptaan sejarah yang positif harus seirama dengan pikiran, perkataan dan tindakan. "Pemuda tidak hanya sebatas mencipta sejarah, tetapi harus mengisi sejarah secara benar dan berkeadaban. Karena itu, saya berharap para pemuda harus hadir sebagai garda terdepan dalam hal penguasaan IPTEK dan Inovasi. Riset dan iptek adalah jendela untuk melihat dunia. Maka, kolaborasi dan networking yang berkesinambungan menjadi prioritas untuk membangun energi positif dalam menciptakan sejarah yang benar," jelasnya.