Bulu Longsor, BPBD Minta Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

Photo Author
- Minggu, 1 Maret 2020 | 16:52 WIB
AKP drh Adi Purnomo (kiri) dan anggota membawa anjing pelacak mencari korban tanah longsor. Foto: Istimewa
AKP drh Adi Purnomo (kiri) dan anggota membawa anjing pelacak mencari korban tanah longsor. Foto: Istimewa

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Tanah longsor kembali terjadi di wilayah Kecamatan Bulu akibat hujan deras. Dua rumah warga terdampak dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Petugas dari tim gabungan langsung melakukan evakuasi dan pembersihan longsoran tanah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto meminta pada masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana alam. Tanah longsor terjadi di Dukuh Pangkah RT 2 RW 9 Desa Sanggang, Kecamatan Bulu dan di Dukuh Tawing RT 2 RW 7 Desa Sanggang, Kecamatan Bulu. Longsoran tanah mengenai dua rumah warga pada bagian tembok.

Beruntung dalam kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Warga pemilik rumah selamat setelah berhasil menyelamatkan diri dari kepungan longsoran tanah. Sebab saat kejadian kondisi cuaca sedang turun hujan deras hingga menyebabkan tanah longsor. Posisi rumah warga sendiri berada di wilayah perbukitan di Bulu.

“Tanah longsor di wilayah Kecamatan Bulu sudah dua kali terjadi dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Semua sudah tertangani dan petugas dari tim gabungan juga telah melakukan evakuasi dan pembersihan material longsoran tanah,” ujarnya.

BPBD Sukoharjo meminta pada masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Bulu untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana alam. Sebab kondisi sekarang sudah masuk puncak musim hujan dimana hujan turun dengan intensitas tinggi setiap hari.

Hujan menyebabkan material tanah di perbukitan menjadi rawan longsor. Terlebih lagi kondisi di bawah bukit banyak terdapat rumah warga. BPBD Sukoharjo meminta agar warga yang tinggal disana untuk selalu memantau kondisi alam.

“Tanah longsor terjadi karena faktor hujan deras. Terlebih lagi kondisi tanah sebelumnya kering akibat kemarau panjang dan ada temuan retakan tanah,” lanjutnya.

Retakan tanah tersebut dijelaskan Sri Maryanto menjadi penyebab utama tanah longsor. Sebab retakan tersebut menjadi sumber aliran air hujan dan mengakibatkan longsor.

“Posisi di bukit memang sudah ada pohon besar dimana berfungsi sebagai penahan. Tapi memang karena sudah ada retakan dan kemasukan air sehingga rawan longsor,” lanjutnya.

Sementara itu, bencana alam tidak hanya tanah longsor namun juga banjir terjadi di wilayah Kecamatan Weru pada Sabtu (29/2) kemarin. Banjir terjadi di Dukuh Pokakan RT 3 dan RT 4 RW 4, Desa Karangtengah, Kecamatan Weru. Total ada 30 rumah terendam air setinggi 30 sentimeter. Selain itu banjir juga merendam sebuah sekolah dasar. (Mam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB
X