TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Kepolisian Resort Temanggung dan Dinas Kesehatan kabupaten setempat menunggu hasil labolatorium dari sampel yang dikirim untuk mengetahui penyebab keracunan dan diare di Ponpes Mistakhulrosyidin Cekelan, Temanggung.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung dr Supardjo mengatakan polres dan dinkes mengirim sampel ke labolatorium dan rencana diketahui Kamis yang kemudian akan dibahas bersama.
"Hasil labolatorium lama, namun hasil sementara diketahui Kamis, nanti akan rapat Dinkes dan Polres," kata dr Suparjo MKes, usai ikrar komitmen germas dan ODF dalam rangka penanggulangan stunting, Rabu (7/11/2019).
Dia mengatakan ada tiga bahan makanan yang dicurigai, diantaranya tulang. Tulang ini telah basi sebab sudah beli satu hari sebelumnya dimasak. Tulang seperti sudah tercemar bakteri.
Dia menyampaikan pesimis akan hasil labolatorium dapat valid sebab yang diambil sebagai sampel muntahan di tempat sampah yang dipastikan sudah tercemar. Sehingga kevalidan penyebab keracunan murni dari makanan sulid didapat.
"Saya pesimis hasilnya dari lab, sebetulnya begitu muntahan harus ditampung dan dimasukkan di dalam kulkas atau pendingin agar kumannya tidak mati," katanya.Â
Kasatreskrim Polres Temanggung Ajun Komisaris M Alfan Armin, mengatakan polisi meminta keterangan enam orang sebagai saksi terkait keracunan. Enam orang itu adalah pengurus Ponpes, pengelola koperasi Ponpes, santri yang tidak mengalami keracunan, dan pembuat makanan untuk Ponpes.
"Informasinya yang masak adalah santriwati Ponpes sendiri. Tapi ada juga makanan yang jadi koperasi dan dipasok dari luar Ponpes," kata dia.Â