KEBUMEN, KRJOGJA.com - Akibat belum memasuki musim penghujan dan kondisi air Waduk Sempor dan Wadaslintang jauh di bawah normal, Tim Irigasi Kabupaten Kebumen gagal merealisasikan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Tengah tentang jadwal pola tanam dan pengaturan air kedua waduk itu dalam Musim Tanam (MT) 2019/2020.Â
"Dalam SK Gubernur tersebut disebutkan bahwa jadwal pola tanam danÂ
pengaturan air Waduk Sempor dan Wadaslintang untuk MT 2019/2020 dimulai pada 1 Oktober 2019. Tentu saja, kami tak bisa merealisasikannya karena kondisinya tak memungkinkan," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kebumen, Haryono Wahyudi MT, di Kebumen, Minggu (27/10/2019).
Kendati hingga 27 Oktober 2019 di wilayah Kabupaten Kebumen belum memasuki penghujan namun Haryono mengaku heran dengan datangnya pertanyaan dari banyak warga masyarakat tentang tak kunjung dialirkannya air Waduk Sempor dan Wadaslintang ke saluran irigasi.
"Secara logika saat ini masih berlangsung kemarau panjang dan stok air waduk sangat tergantung pada turunnya hujan, namun banyak warga yang justru bertanya-tanya tentang penyebab belum tersalurkannya air kedua waduk," ujar Haryono.
Adapun Kabid Sumber Daya Air DPUPR Kebumen, Supangat SSos, mengungkapkan bahwa SK Gubernur Jawa Tengah tersebut diterima Tim Irigasi Kebumen pada 16 September 2019 lalu. Namun rentang waktu hingga 27 Oktober 2019 di Kebumen belum ada hujan. Bahkan, kondisi air Waduk Sempor dan Wadaslintang kian menyusut.
"Kondisi paling parah dialami Waduk Sempor, dari volume air normal 52 juta meter kubik, kini hanya tinggal 0,8 juta meter kubik saja. Padahal syarat minimal untuk mengalirkannya adalah 4,7 juta meter kubik," ujar Supangat.
Adapun Waduk Wadaslintang secara kasat mata volume airnya terlihat masih berlimpah, namun stok airnya sebanyak 116 juta meter kubik itu jauh dari syarat minimal untuk disalurkan yaitu 199 juta meter kubik.
